Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadir, Gedung Perkantoran Baru Bernuansa Betawi!

Kompas.com - 29/05/2013, 14:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertumbuhan gedung perkantoran di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kembali bergairah setelah sempat mengalami stagnasi. Perubahan itu ditandai dengan peletakan batu pertama gedung perkantoran Jakarta Box Tower (JB Tower) di kawasan Kebon Sirih, Rabu (29/5/2013) ini, oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. 

Sebagai pengembang, Direktur PT Mardhika Artha Upaya (MAU) Wahyu Dewanto mengatakan, JB Tower memiliki desain unik dengan mengambil khazanah budaya Betawi serta tetap mengutamakan konsep gedung ramah lingkungan. Hal ini terlihat pada bagian bawah gedung yang terdiri dari beberapa lapis area parkiran yang ditutup dengan aluminium panel berlubang-lubang untuk kebutuhan ventilasi udara. Lubang-lubang perforasi itu akan menampilkan pola gambar abstrak dari kesenian ondel-ondel dan Abang-None Jakarta sebagai ciri khas Betawi.

"Kami ingin menunjukkan nilai-nilai kebudayaan melalui dekorasi dan desain gedung-gedung yang baru dibangun ini. Dengan konsep boks seperti itu, kami berharap bisa menjadi ikon Jakarta. Kebetulan, gedung ini memiliki lantai paling tinggi di daerah "ring satu" DKI Jakarta," ujar Wahyu.

Pada perencanaannya, JB Tower akan memiliki bangunan setinggi 131 meter atau 32 lantai. Bangunan tersebut berada di atas tanah seluas 7.000 meter persegi. Perencanaan bangunan ini hanya "memakan" tempat seluas 5.816 m2 sehingga ada sekitar 1.500 m2 lagi yang akan digunakan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan trotoar bagi pejalan kaki.

Wahyu menambahkan, pihaknya sudah memiliki konsep untuk membangun sarana wisata kuliner di sekitar area kantor. Hal tersebut menyambut kepopuleran Jalan Sabang sebagai pusat jajanan di jantung Jakarta.

Untuk merealisasikan rencana proyek ini, MAU menyiapkan investasi sekitar Rp 500 miliar. Pendanaan investasi tersebut juga akan berasal dari bank sebagai pihak ketiga. Namun demikian, MAU belum menentukan bank yang akan bekerja sama dalam proyek ini.

Wahyu mengatakan, meskipun masih berada di tahap paling awal dari proses pembangunan gedung, pihaknya optimistis dengan pembangunan JB Tower. Pasalnya, kebutuhan perkantoran masih tinggi, terutama untuk kawasan ring satu Jakarta.

Menurut Wahyu, nilai ruang perkantoran di lokasi ini mampu melonjak hingga 50 persen dalam setahun. Salah satu alasan yang membuat pesatnya lonjakan nilai tersebut adalah adanya peraturan rencana umum tata ruang (RUTR) baru.

"Siapa pun akan sulit mengubah peruntukan tanah. Maka, jumlah ruang kantor akan sangat terbatas. Inilah alasan kami enggan menjual lepas seluruh unit dalam JB Tower," ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan riset Coldwell Banker Commercial, permintaan ruang sewa kantor di Jakarta setiap tahun meningkat sebesar 10 persen sampai 14 persen. Sepanjang 2013 ini, kebutuhan ruang perkantoran diperkirakan mencapai 6.928.500 per meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com