Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat tidak sepakat dengan rencana Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz yang mengutamakan rusunawa untuk para buruh di kawasan industri. Menurutnya, yang terbaik adalah konsep rusunami sehingga buruh memiliki kepastian memiliki rumah sendiri.
Ihwal hal ini, Fauzi menambahkan, bahwa sudah seharusnya dipikirkan mengenai maintenance pada semua fasilitas yang ada jika rusun dibangun sangat tinggi. Ia bahkan meragukan kemungkinan para penghuni nantinya mampu membayar segala kewajiban untuk perawatan bangunan, seperti service charge dan lain-lainnya.
"Hal-hal seperti inilah yang harusnya dapat dicarikan solusinya. Buat apa rusun dibangun jika akhirnya tidak sesuai dengan tujuan utamanya, malah nanti bisa salah sasaran seperti yang banyak terjadi," kata Fauzi.
Dia menambahkan, tanpa adanya koordinasi dan sinergi antarinstansi terkait dengan bidang perumahan, ia menyatakan pesimistis program ini dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Begitu pun sebaliknya, jika ada sinergi dan koordinasi yang baik ditambah dukungan optimal pemerintah, Fauzi mengaku optimistis akan segera tercapai.
"Jadi, apakah Quo Vadis rusun di Indonesia?" ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.