KOMPAS.com - Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan penjual keperluan rumah tangga, Dunelm Mill, satu dari lima penduduk Britania Raya tidak mengganti seprai mereka setidaknya sekali dalam sebulan.
Survey melibatkan lebih dari 2000 orang tersebut menemukan, bahwa lebih dari setengah penduduk Inggris tidur dengan seprai kotor. Selain itu, survey tersebut juga menemukan, bahwa kaum perempuan tercatat yang paling jarang mengganti seprai mereka.
Seperti dilansir oleh www.dailymail.co.uk, Dr Adam Fox, seorang ahli alergi anak di rumah sakit pendidikan terkemuka di London memperingatkan, bahwa seprai kotor dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
"Kita menghabiskan sekitar sepertiga kehidupan kita untuk tidur, dan ini tercermin dalam kotoran yang kita tinggalkan di antara seprai," ujar Fox.
"Tubuh kita meninggalkan jutaan sel kulit setiap hari, banyak orang menggaruk tubuhnya ketika tidur dan meninggalkan sel kulit di tempat tidur," imbuhnya.
Menurut dia, sisa-sisa sel kulit yang tertimbun di atas tempat tidur dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan karena mampu "menarik" tungau debu. Meski tungau debu tidak terlalu berbahaya, kotoran dari makhluk mikroskopis yang sarat alergen tersebut mampu menyebabkan penyakit. Bila terhirup, alergen tersebut mampu menyebabkan astma, rhinitis, dan eksim.
Rhinitis dapat disebut juga peradangan lapisan hidung bagian dalam. Gejala umumnya seperti rhinorrhea (hidung beringus), hidung gatal, hidung mampat, dan bersin.
Selain sel kulit, tempat tidur juga menyerap cairan tubuh seperti keringat, air liur, dan minyak yang dihasilkan kulit. Belum lagi, tempat tidur terkadang berfungsi ganda sebagai area makan dan tempat bermain dengan hewan peliharaan.
Berbagai serpihan makanan dan rontokkan bulu binatang dapat memperparah keadaan seprai. Keringat dan minyak yang tertinggal pada seprai juga dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri. Sementara remah makanan dapat "mengundang" serangga dan kutu.
Baca: Wow... Rumah ini Dipenuhi Harta Karun dari Abad ke-17!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.