Sebenarnya, Katedral memiliki tiga menara. Selain Menara Benteng Daud dan Menara Gading, ada juga Menara Angelus Dei yang hanya setinggi 45 meter. Lokasi menara ini berada tepat di atas pertemuan antara dua garis yang membentuk salib.
Neo-Gothic dan Ketuhanan
Hampir seluruh bagian dari gereja ini memiliki makna di balik penempatan dan pembuatannya. Dari sekedar ornamen hingga struktur bangunannya tidak lepas dari pemaknaan.
Selain menjadi devosi bagi Bunda Maria lewat ornamen, patung, dan jendela, denah gereja ini bahkan berbentuk salib. Karena dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur neo-gothic seperti bangunan-bangunan lain di Eropa pada awal abad ke-20, di gereja ini Anda akan sering bertemu dengan berbagai bentuk daun dan bunga.
Koordinator Museum Katedral Susyana Suwadie mengatakan, konsep zaman Gothic timbul karena keinginan memurnikan kembali hubungan antara manusia dengan Tuhan. Karena itulah, bentuk-bentuk lengkungan yang mengerucut ke atas menyerupai daun akan mudah Anda temukan di dalam Katedral.
Salah satu contoh kerucut daun itu hadir pada langit-langit gereja. Ia menjadi perlambang akan hubungan antara manusia dengan keagungan Sang Pencipta.
Namun, meski sama-sama dibangun dengan gaya neo-gothic, Gereja Katedral memiliki perbedaan dengan gereja lain di Eropa. Perbedaan unik tersebut berada pada bahan pembuat dinding Katedral. Jika pada umumnya Katedral dibuat menggunakan batu alam, Katedral Jakarta justru menggunakan batu bata.
Kemungkinan besar, material lokal ini dipilih untuk mengantisipasi gempa yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Hanya rangka besi yang didatangkan langsung dari Belanda. Selain itu, batu bata dan kayu jati untuk langit-langit Katedral merupakan hasil bumi Indonesia.
Semakin mengagumi eksterior serta konstruksi gereja ini, Anda juga akan semakin kagum dengan interior gereja yang dibuat dengan penuh perhatian dan detil. Di dalam, Anda akan menemukan setidaknya sembilan ruangan.
Ruangan pertama yang Anda temukan jika masuk melalui pintu utama adalah sebuah foyer. Susy mengatakan, sangat penting menghadirkan ruang kecil ini bagi umat.
"Zoning atau orientasi ruangan membantu siapapun yang masuk ke ruangan agar mampu menyesuaikan diri untuk menghadapi ruang yang lebih suci," ujarnya.
Melewati foyer, Anda akan menjumpai "panti umat", yaitu sebuah ruangan besar berisi deretan kursi panjang tempat umat beribadah. Ruangan ini dapat menampung hingga 700 umat.
Selain berisi deretan kursi, di tempat ini juga terdapat mimbar buatan Firma Te Poel & Stoltefusz dari Den Haag. Mimbar dengan penutup menyerupai kerang ini memiliki detil sangat unik dan mengagumkan.
Anda juga akan menemukan tiga level dalam mimbar tersebut. Level paling bawah berukir berbagai hewan, makhluk-makhluk penghuni neraka. Level di tengah berisi cerita ketika Yesus tengah mengabarkan Injil.
Adapun level teratas menggambarkan surga. Kerang yang tampak seperti "tudung" mimbar ini sendiri berfungsi sebagai akustik yang mampu membesarkan suara imam ketika menyampaikan kotbah.