JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun rumah susun sewa (rusunawa) di lokasi Pasar Rumput dan daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, dinilai sebagai ide cemerlang. Rencana ini mengemuka di saat pemerintah semakin sulit mendapatkan tanah untuk hunian masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jakarta.
Penilaian itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indinesia (APERSI), Eddy Ganefo, kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (27/11/2012). Menurut dia, di tengah kesulitan ini pemerintah masih berupaya memanfaatkan fasilitas Pemda, dalam hal ini Pasar Jaya, sebagai lahan rusun untuk hunian MBR walaupun dalam bentuk sewa.
"Memang, sebaiknya sebagian lahan disediakan untuk hunian tanpa sewa, terutama bagi masyarakat yang benar-benar tidak mampu," ujar Eddy.
Selain itu, lanjut dia, agar rusun tersebut terpelihara dengan baik, Pemda DKI Jakarta harus mengalokasikan dana untuk biaya pengelolaan dan perawatan rusunawa tersebut. Menurut, Pemda DKI Jakarta tidak mungkin cukup hanya mengandalkan dari pendapatan sewa.
"Kenyataannya, selama ini rusun terbengkalai lantaran tidak tersedianya anggaran untuk pengelolaan dan pemeliharaan, padahal perumahan merupakan tanggung jawab pemerintah juga," kata Eddy.
Di sisi lain, rusunawa tidak ada pengembang sebagai manajemen gedung. Hal tersebut karena Pemda menggunakan dana APBN/APBD sehingga harus dikelola sendiri oleh Pemda.
"Pemda sendiri yang mengelolanya dengan menganggarkan biaya pengelolaannya. Kalau tidak, tidak akan jalan, kan," ujarnya.
Sebagai evaluasi dari banyaknya rusun yang terbengkalai atau tidak terawat selama ini, Eddy menyarankan agar Pemda DKI Jakarta bisa menunjuk building management sendiri dengan cara tender. Pemda DKI juga bisa bekerja sama asosiasi perawatan bangunan Indonesia atau APBI.
"Mereka lebih ahli, lebih mengerti karena memang spesialisasi mereka adalah building operation maintenance (BOM)," katanya.
Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membangun rumah susun sewa (rusunawa) di lokasi Pasar Rumput dan di daerah Kampung Melayu Jakarta Timur semakin matang. Namun, bukan berarti rusunawa tersebut dapat segera ditempati. Rencana tersebut mendapatkan dukungan penuh Gubernur DKI Jakarta.
"Pemda sangat mendukung, karena gubernurnya sangat mendukung. Kita sangat antusias, tapi semua butuh proses karena kita tidak bisa membangun sembarangan. Contohnya Pasar Rumput, dinas pasar harus memberikan sosialisasi dulu ke para pedagang di sana," ujar Asisten Deputi Penyediaan Rumah Susun dan Rumah Tapak Lukman Hakim pada Diskusi "Kenaikan Patokan Harga Rumah Subsidi, antara Jaminan Pasokan dan Daya Beli MBR" di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (27/11/2012).
Rusunawa setinggi 24 lantai di atas tanah seluas 2,5 hektare tersebut akan menampung sekitar 4.000 unit hunian. Alokasi dana untuk gedung 24 lantai itu sendiri cukup besar, yang akan menghabiskan sekitar Rp 800 miliar.
Menurut Lukman, proyek Pasar Rumput kemungkinan besar tidak dapat selesai dalam satu tahun.
"Tahun depan baru dibangun. Semoga di Dinas Teknis bisa selesai dalam satu tahun. Pasar Rumput menurut konsep kita nggak akan selesai dalam tahun 2013, tapi akan selesai tahun 2014," ujar Lukman.
Baca juga:
Rp 1 Triliun untuk Menuntaskan 100 RW Kumuh di Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.