JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Her Pramtama mengungkapkan, saat ini pemerintah telah menunjukkan keseriusannya mengelola sektor pariwisata. Keseriusan tersebut terbukti dengan adanya bidang khusus dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengurusi desain arsitektur.
Menurutnya, desain arsitektur dan sektor pariwisata berkaitan erat. Dengan dukungan bagi bidang arsitektur, sektor pariwisata diharapkan mampu terdorong ke arah lebih baik.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu. Dalam sambutannya membuka Jakarta Architecture Triennale (JAT) 2012 dan Malam Penganugerahan IAI Jakarta Awards 2012, Sabtu (21/10/2012) lalu, Mari Elka Pangestu mengungkapkan pentingnya arsitektur dalam sektor pariwisata.
"Sektor arsitektur ini dan arsitek sebagai kelompok adalah stakeholder yang sangat penting bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor pariwisata tidak mungkin berkembang tanpa karya arsitektur yang memiliki nilai kegunaan, kekuatan, keindahan, dan estetika," ujar Mari.
"Gedung atau ikon arsitektur juga bisa menjadi stand alone daya tarik wisata," lanjutnya.
Mari menilai, peran arsitek yang cukup besar tersebut belum dipenuhi dengan maksimal. Arsitek sebagai agen pembangunan memiliki posisi strategis untuk mendukung dan mempelopori pembangunan dan perubahan-perubahan tersebut.
"Peran arsitek dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berdaya saing internasional di Indonesia, menurut hemat kami, belum maksimal dan belum optimal. Masih banyak lokasi wisata kita yang belum diolah dengan karya kreatif arsitek," kata Mari.
Selain mengolah lokasi wisata dengan karya-karya baru sesuai dengan perkembangan dan keperluan zaman, Mari juga mengingatkan, menjadi tugas para arsitek untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah arsitek Indonesia. Para arsitek berperan dalam menjaga agar warisan budaya, khususnya dalam bentuk karya bangunan.
"Nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk bangunan-bangunan tersebut sudah seharusnya dijaga, dikembangkan, dan dilestarikan," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.