Save KPK, Presiden ke Mana?

Kompas.com - 06/10/2012, 11:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Kegaduhan terkait ketegangan antara insitusi Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya terjadi di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (5/10/2012) malam hingga Sabtu (6/10/2012) dinihari (ikuti topik: Polisi vs KPK), tapi juga di dunia maya. Tagar (#) "saveKPK" dan "presidenkemana" mewarnai linimasa di twitterland. Situs salingsilang mencatat, tagar "saveKPK" menjadi salah satu topik tren di twitter Indonesia.

Tagar itu digunakan para pengguna twitter Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap KPK yang kini tengah menghadapi berbagai “serangan” untuk melemahkan lembaga tersebut. Polri menarik sejumlah penyidiknya di KPK menyusul penyidikan kasus dugaan korupsi di tubuh Korps Lalu Lintas Polri. Akibatnya, KPK kini mengalami krisis tenaga penyidik (ikuti topik: KPK Krisis Penyidik). Sementara di parlemen, anggota dewan yang terhormat tengah berupaya merevisi UU KPK yang pada poin revisinya justru mempreteli sejumlah kewenangan KPK (ikuti topik: Revisi UU KPK).

Belum lagi serangan-serangan itu surut, Jumat malam puluhan aparat kepolisian yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolsian Daerah Bengkulu, Komisaris Besar Dedy Irianto, mendatangi Gedung KPK untuk menangkap salah seorang penyidik terbaik KPK, Kompol Novel Baswedan. Novel dituding terlibat dalam sebuah tindak pidana saat bertugas di Polda Bengkulu pada tahun 2004. Novel adalah penyidik KPK yang memimpin penggeledahan di Gedung Korlantas Polri beberapa waktu lalu.

Tindakan polisi semalam sontak menyulut respons masyarakat di dunia maya. Berbagai kicauaan berisi dukungan terhadap KPK bergemuruh dalam senyap di linimasa. Dukungan moral ini disatukan dalam tagar "saveKPK" dan "presidenkemana". Masyarakat di dunia maya mempertanyakan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyon. Mereka berpendapat, Presiden seharusnya turun tangan untuk menyelesaikan perseteruan yang terjadi di antara dua insitusi hukum di negeri ini.

Situs salingsaling mencatat, sepanjang Jumat kemarin , muncul 39.997 kicauan tercatat di topsy.com dengan tagar "saveKPK". Beberapa akun Twitter selebriti, politisi, serta aktivis di linimasa, turut meramaikan dukungan melalui tagar ini.

Akun @pakbondan menulis, “Kita nyatakan perang terhadap siapa pun (dan atas nama apapun) yang menyerang dan men-teror para penyidik KPK. #SaveKPK”

Akun @febridiansyah berkicau, “Mhn sebarkan berita kehilangan ini ke seluruh penjuru kampung. Presiden yg (katanya) memipin pemberantasan korupsi HILANG.. #saveKPK".

Hal senada juga disuarakan akun @GlenFredly yang menulis, “Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang paling dahsyat kawan..mari selamatkan bangsa ini dgn nurani yg tulus bersama!#SaveKPK”.

Selain tagar "saveKPK", linimasa malam tadi juga diramaikan tagar "presidenkemana". Akun @PheenQ berkicau, "Dear Mr&MrsAlien, Did you kidnap our president? #presidenkemana #SaveKPK"

Akun @redtitian berseru, "Mr.President..are you composing another song, or someting? #presidenkemana #SaveKPK"

Dukungan masyarakat terhadap KPK tidak hanya ditemui di twitter. Di situs change.org ada petisi yang dibuat aktivis anti korupsi Anita Wahid bertajuk "Serahkan Kasus Korupsi POLRI Ke KPK! Hentikan Pelemahan KPK!". Saat tulisan ini dibuat, petisi tersebut telah ditandatangani 8.230 pendukung.

Di Facebok dukungan serupa juga muncul dalam bentuk halaman bertajuk “Save KPK Save Indonesia”. Saat tulisan ini dibuat, halaman tersebut telah mendulang 4.708 like. Foto-foto aksi mendukung KPK di Gedung KPK malam tadi telah diunggah di sana.

Dukungan rakyat

Selain dukungan di dunia maya, dukungan nyata disampaikan sejumlah tokoh dengan mendatangi Gedung KPK menjelang tengah malam. Mereka bergabung bersama sekitar seratusan orang dalam solidaritas antikorupsi. Beberapa tokoh yang terlihat adalah Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Deny Indrayana, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, pakar komunikasi politik Effendi Ghazali, pakar hukum pidana Saldi Isra, pengamat politik Yunarto Wijaya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Haris Azhar.

Ditemui di Gedung KPK semalam, Anies menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendukung KPK yang saat ini sedang dilemahkan. "Kita butuhkan dukungan seluruh komponen masyarakat. Tolong, jangan hanya rakyat jelata yang dukung KPK saja. Pejabat dan petinggi negara ini kemana? Ayo dukung KPK," tegas Anies Baswedan.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Yudhoyono belum perlu turun tangan dalam urusan ini. Menurut Julian, Presiden telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terukur, cepat, dan tepat guna menyelesaikan masalah tersebut. Menko Polhukam, misalnya, telah memerintahkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo agar menarik pasukan dari KPK.

Pasukan polisi memang akhirnya undur diri dari KPK. Mereka gagal membawa Novel. Tapi, entah, mereka mundur karena perintah Kapolri atau karena tekanan masyarakat yang bergelora tadi malam baik di dunia nyata maupun dunia maya. Meski ketegangan mereda, Anda masih akan menemukan tagar ini linimasa Anda: #save KPK #presidenkemana.

Ikuti perkembangan kasus ini dalam topik Polisi vs KPK

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

    Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

    Berita
    'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

    "Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

    Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

    Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

    REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    [POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

    [POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

    Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

    Tips
    Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

    Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

    Berita
    Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

    Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

    Ritel
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau