Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Asuransi Properti Terus Menyusut

Kompas.com - 05/09/2012, 17:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pangsa pasar asuransi properti terus menyusut. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada semester awal tahun ini mencatat, pangsa pasar asuransi properti merosot menjadi 27,4% dari semester sama tahun lalu 29,9%.

Pangsa pasar properti dikalahkan oleh asuransi kendaraan bermotor naik menjadi 30,1% dari sebelumnya 29%. Sampai semester awal, total premi asuransi umum Rp 18,89 triliun tumbuh 12,8% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 16,74 triliun.

Kontribusi asuransi properti Rp 5,1 triliun atau tumbuh 3,5% dari periode sama tahun lalu Rp 5 triliun. Sedangkan klaim bruto asuransi properti justru tumbuh 24,6% menjadi Rp 2 triliun dari periode sebelumnya Rp 1,6 triliun. Premi Rp 5,6 triliun atau naik 17,2% dari sebelumnya Rp 4,8 triliun.

Makin menyusutnya asuransi properti diperkirakan karena masih terjadi perang tarif. Akibatnya, pelaku memilih berhati-hati menerima risiko asuransi properti.

Selain itu, pemberian komisi kepada jasa perantara seperti broker atau pialang belum ada standardisasi. Dulu, komisi untuk broker kisaran 15%-20%, sekarang ini sudah kisaran 25%-30%. Selain itu, tarif premi properti dihitung menggunakan model per mil.

"Makanya, pertumbuhan kendaraan bermotor besar, preminya terasa beda dengan properti," kata

Direktur Eksekutif AAUI, Julian Noor, Rabu (5/9/2012) mengatakan, bukan sekali ini pangsa pasar properti menyusut. Pada akhir 2011 lalu, pangsa pasar bisnis ini sudah menyusut menjadi 28,07%, dibandingkan tahun sebelumnya 28,25%. Kondisi akhir tahun itu, gejalanya sudah terlihat sejak kuartal III-2011.

Sebenarnya, gejala perang tarif ini terjadi sejak 5 tahun belakangan. Mengantisipasi hal ini, AAUI sudah menyiapkan data untuk statistik asuransi properti yang akan diajukan ke regulator sebagai bahan pengkaji harga premi. Sayangnya, rencana itu belum terwujud.

"Maunya semester awal tahun ini kami selesaikan, tetapi tunggulah, usahakan tahun ini sudah beres," ungkap Budi Herawan, Kepala Bidang Statistik, Informasi dan Analisa AAUI. (Feri Kristianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Sibolga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Sibolga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Air Minum Perpipaan di Indonesia Tak Sampai 20 Persen

Air Minum Perpipaan di Indonesia Tak Sampai 20 Persen

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Binjai: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Binjai: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Januari-Oktober, KAI Angkut 4,8 Juta Ton Peti Kemas

Januari-Oktober, KAI Angkut 4,8 Juta Ton Peti Kemas

Berita
Buat 3 Juta Rumah, Mendagri Minta Pemda Integrasikan Program dan Anggaran

Buat 3 Juta Rumah, Mendagri Minta Pemda Integrasikan Program dan Anggaran

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Tebing Tinggi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Tebing Tinggi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sokong Program 3 Juta Rumah, Pemda Harus Lakukan Ini

Sokong Program 3 Juta Rumah, Pemda Harus Lakukan Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Labuhanbatu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Labuhanbatu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pemda dan Pengembang Wajib Punya Data Rumah yang Dibangun

Pemda dan Pengembang Wajib Punya Data Rumah yang Dibangun

Berita
Sri Mulyani Tahan Anggaran Infrastruktur, Dody Tunggu Arahan Prabowo

Sri Mulyani Tahan Anggaran Infrastruktur, Dody Tunggu Arahan Prabowo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nias: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nias: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Simalungun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Simalungun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Imbas PPN 12 Persen, Ada Potensi Kenaikan Ongkos Proyek Infrastruktur

Imbas PPN 12 Persen, Ada Potensi Kenaikan Ongkos Proyek Infrastruktur

Berita
Agung Podomoro Jual Vimalla Hills buat Bayar Utang dan Ekspansi Bisnis

Agung Podomoro Jual Vimalla Hills buat Bayar Utang dan Ekspansi Bisnis

Berita
Standar Hidup Layak Rp 1,02 Juta Per Bulan, Jakarta Masih Tertinggi

Standar Hidup Layak Rp 1,02 Juta Per Bulan, Jakarta Masih Tertinggi

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau