Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Rumah Murah, Semoga Bukan Angan Belaka....

Kompas.com - 06/06/2012, 14:23 WIB

KOMPAS.com - Wacana rumah murah mengemuka ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan program prorakyat klaster IV, pada bulan Februari 2011 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Program rumah murah akan berdampingan dengan lima program prorakyat lainnya, yakni listrik murah, fasilitas untuk nelayan, kendaraan murah di pedesaan, program air bersih, dan program penanggulangan kemiskinan.

Beberapa kementerian terkait pun lantas menyambut siap menjalankan amanat direktif Presiden. Menteri Keuangan Agus Martowardojo bahkan mengatakan, pemerintah siap mengucurkan Rp 108 rriliun untuk program serba murah Presiden.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, program ini adalah program mulia bagi masyarakat untuk memiliki rumah. Hatta juga mengatakan, masyarakat dapat dengan ringan membayar angsuran rumah Rp 200.000 per bulannya.

Tak ketinggalan, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) yang saat itu masih dijabat Suharso Monoarfa mengaku siap membangun rumah murah seharga Rp 20 juta - Rp 25 juta, dengan sasaran penerima rumah murah adalah masyarakat berpenghasilan setara upah minimum regional serta di bawah Rp 2,5 juta per bulan.

Praktis, ide ini disambut gembira oleh masyarakat Indonesia yang notabene belum memiliki rumah. Langkah ini awalnya dianggap sebuah terobosan mengatasi masalah backlog perumahan yang mencapai angka 13,6 juta unit dan bertambah 800.000 setiap tahunnya.

Rumah contoh

Setahun berselang, karena alasan internal, Suharso Monoarfa, mengundurkan diri. Tongkat kepemimpinan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pun berpindah kepada Djan Faridz dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Djan Faridz tampil dengan semangat melanjutkan amanat direktif Presiden SBY, yaitu membangun rumah murah untuk rakyat.

Saat pertama menjabat itu, Djan Faridz menyatakan sanggup membangun rumah murah seharga Rp 25 juta. Ia juga akan membangun prototip rumah murah tersebut untuk diterapkan di seluruh Indonesia, meskipun konsep rumah murah ini diragukan oleh para pengembang.

"Kami sanggup bikin rumah murah permanen Rp 25 juta. Saya ingin buktikan kepada pengembang, dengan uang Rp 25 juta kita bisa bangun rumah murah tipe 36 yang layak huni," katanya.

Djan Faridz mengatakan, selama ini sejumlah kalangan pengembang menilai rumah murah tipe 36 sulit diwujudkan. Padahal, lanjut dia, dengan bahan-bahan serta teknologi memadai, bangunan tersebut dapat dibangun dengan waktu relatif singkat.

Rumah murah yang dijanjikan Menpera ini nantinya memiliki tembok beton dengan beberapa ruangan, yakni ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi, serta dapur. Untuk meyakinkan programnya, Djan Faridz memerintahkah staf kementeriannya membangun sebuah rumah contoh (show unit) tipe 45 di halaman parkir belakang kantornya.

Hasilnya memang meyakinkan. Rumah contoh berikut isinya itu terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Rumah yang dinamakan dengan 'Rumah Cetak Raswari' ini merupakan hak cipta Umar Sumadi, Kepala Divisi Produksi di PT Grand Wijaya Persada Palembang.

Pada sebuah kesempatan, Umar mengatakan, bahwa rumah murah tersebut memiliki spesifikasi dinding dari cor dengan jaringan dinding yang digunakan seluruhnya terbuat dari besi ukuran 6 milimeter dan rangka besi siku serta atap berbahan asbes. Salah satu keunggulan rumah ini adalah tahan gempa serta hanya menggunakan sedikit komponen kayu dalam proses pembangunannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com