Fase dalam kehidupan manusia itulah yang dijadikan bahan perhitungan kebutuhan perumahan di Singapura. Dengan demikian, perumahan yang disediakan HDB diklasifikasikan menjadi tiga kelas yang diperuntukkan bagi single, family, dan elderly citizen dengan fasilitas telah disesuaikan dengan calon pemilik.
Sebutlah misalnya flat, yang diperuntukkan bagi keluarga dibangun dekat dengan sarana pendidikan seperti sekolah dasar dan dekat dengan kantor untuk membantu memudahkan kegiatan pemiliknya, sedangkan studio apartment diperuntukkan bagi penduduk lanjut usia yang difasilitasi dengan akses besar pada komunitas sosial, sarana kesehatan, dan sarana olahraga seperti jogging track.
Berbagai macam perumahan yang disediakan HDB itu sudah dilengkapi dengan fasilitas resell flat dengan harga tinggi. Hal ini memudahkan masyarakat berpindah rumah sesuai kebutuhan dan kemampuan ekonominya masing-masing. Kiranya, pendekatan inilah yang belum diadopsi oleh Indonesia.
Di Indonesia, perumahan dibangun disesuaikan dengan jumlah keluarga tanpa memperhitungkan usia dan fase kehidupan penduduk. Dampaknya, pembangunan sarana dan prasarana pendukung menjadi boros, tidak optimal, dan tidak tepat sasaran, karena segala macam fasilitas dituntut untuk ada dalam setiap kawasan pemukiman yang ada.
Untuk itu, perlu disusun strategi tentang bagaimana pasar perumahan di Indonesia menindaklanjuti hal tersebut. Kedua hal itu mestinya menjadi perhatian utama pemerintah dalam mengusahakan perumahan yang layak bagi penduduk, yakni manajemen kepemilikan lahan dalam rangka mengontrol kesenjangan harga lahan dan pembangunan perumahan yang berorientasi pada kebutuhan penduduk.
(Penulis adalah mahasiswa bidang Perencanaan Wilayah dan Kota di Universitas Gadjah Mada)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.