Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yandi-Paramita: "Arsitek Tidak Lebih Tahu daripada Masyarakat"

Kompas.com - 03/05/2012, 20:23 WIB

Kendala apa yang Anda hadapi dengan mengemban misi tersebut?

Masyarakat berpandangan bahwa bangunan yang bagus didapatkan dari harga mahal. Kami harus memberikan alternatif pemikiran bahwa tidak selalu seperti itu. Mereka berpikir begitu karena tidak tahu. Peran kami sebagai arsitek harus mengubah itu, yaitu, bahwa dari material bekas ternyata manfaatnya juga tak kalah. Kemudian, kami akan melakukan survei terkait kebutuhan mereka dan memulai dengan sesuatu yang tidak sulit.

Ternyata Anda banyak belajar dari masyarakat?

Saya mengajarkan kepada mahasiswa saya bahwa kita (arsitek) tidak lebih tahu daripada masyarakat. Kebudayaan membangun atau semangat gotong royong sudah ada sejak dulu.

Saya banyak mendapatkan ilmu baru dengan menjadi dekat bersama mereka (masyarakat). Saya sangat menghormati mereka. Misalnya, saya mendapat pengetahuan bahwa antara paku dan pasak itu berbeda. Dengan pasak, hasilnya menjadi lebih kuat. Arsitek kerap lupa dengan hal-hal seperti itu, tetapi masyarakat tidak.

Sebagai seorang arsitek, bagaimana agar karya Anda menjadi bermanfaat?

Kami berusaha membuat karya arsitektur yang biasa, tetapi dapat dikerjakan oleh siapa saja. Bagi kami, karya akan lebih bermanfaat apabila masyarakat merasa memilikinya.

Lho, kalau kemudian karya Anda malah banyak ditiru?

Bagi kami itu tidak masalah. Selama dipakai dan berdaya guna untuk masyarakat,  kami senang. Kami adalah arsitek, kerjanya menciptakan ide-ide baru. Kalau ada yang meniru, mengapa harus takut? Kami bisa mendapat ide baru lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com