Membangun bangunan hijau pun belum tentu memakan biaya besar. Orang bisa menggunakan material bekas untuk menekan biaya, sekaligus mengurangi emisi.
Pemanis
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) sekaligus Presiden Direktur broker properti ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa mengaku masih sangsi akan perkembangan properti hijau di Indonesia. Dia menilai, jargon "hijau" yang diusung pengembang masih mengambang, untuk jualan semata. Konsumen juga sebenarnya belum sungguh-sungguh menyikapi properti hijau.
"Pengembanglah yang berusaha menciptakan pasar baru," ujarnya.
Ia melihat, tren properti hijau baru marak beberapa tahun belakangan. Menurut dia, properti hijau tidak banyak berpengaruh terhadap investasi di properti karena tak menjadi selling point.
"Kalau ada proyek dengan harga sama, yang satu ada bonus pohon, satu ada bonus tempat parkir, konsumen tentu akan memilih yang kedua," bebernya.
Embel-embel hijau, menurut Darmadi, hanya jadi pemanis. (Adisti Dini Indreswari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.