Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Desain Interior yang Makin "Ciamik"

Kompas.com - 24/02/2012, 17:30 WIB

"Itu filosofi bisnis ini," tuturnya.

Maka itu, seorang desainer harus memiliki pengetahuan dan referensi mengenai perkembangan bisnis interior. Berbekal kreativitas itulah, pelanggan Hery dari waktu ke waktu terus bertambah. Jika sebelumnya hanya mendapat order dari konsumen individu, kini pelanggannya banyak pengembang properti, pengelola perkantoran, dan apartemen.

Desain plus perabot

Dalam hal jasa desain, biasanya Hery kerap mengilustrasikan dalam bentuk gambar 3D dan soft drawing. Dalam menekuni usaha ini, ia juga tidak hanya membuatkan desain dan ilustrasi gambar. Hery juga menyediakan isi perabotan sesuai karakteristik ruangan atau keinginan klien.

"Untuk itu, kami wajib melakukan wawancara dengan klien sebelum bekerja," ungkapnya.

Soal tarif, Hery membanderol Rp 80 juta. Angka itu sudah termasuk desain dan isi perabotan. Namun, untuk proyek besar, ia bisa mengutip tarif hingga Rp 800 juta.

"Itu juga termasuk design and build, jasa desain kami jadikan bagian dari service," tandasnya.

Selama ini, para pengguna jasanya banyak berasal dari Jakarta dan Bandung. Ia sengaja membatasi pasar karena keterbatasan tenaga kerja. Selain itu, masa pengerjaan satu proyek bisa memakan waktu hingga dua bulan.

Sukses berbisnis desain interior juga dirasakan Mirza Nafiana, pemilik studio Mirza Nafiana Architecture di Serpong, Tangerang. Terjun di bisnis ini sejak tiga tahun lalu, ia mempekerjakan tiga tenaga desain interior dan 20 tenaga produksi.

"Saya memulai usaha ini sejak akhir tahun 2008 lalu," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau