JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, mengatakan Indonesia harus mengejar ketertinggalan pasar furnitur bergaya modern. Bila tak lekas berbenah, peluang untuk masuk pasar ini semakin dikalahkan China.
"Sekarang ini ada pergeseran. Banyak orang tak memikirkan lagi furnitur yang dibeli bahannya kayu asli atau rotan asli. Itu karena harga furnitur dengan kayu asli sudah mahal," kata Ambar kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/2/2012).
Belakangan ini, lanjutnya, furnitur berbahan kayu asli semakin tak terbeli. Orang mulai beralih ke gaya modern.
"Artinya, orang tidak terpaku pada kayu atau rotan, tapi menggunakan unsur-unsur lain untuk dijadikan furnitur," kata Ambar.
Sayangnya, untuk gaya modern ini, Indonesia termasuk tertinggal dibandingkan negara lain. China misalnya, bisa menembus pasar di Timur Tengah lewat furnitur bergaya modern style ini.
"China memakai teknologi mutakhir, yang memungkinkan harga ditekan menjadi murah. Hal ini jadi keistimewaan China sehingga bisa masuk ke pasar Timur Tengah, juga di mana-mana," jelasnya.
Menurut Ambar, Indonesia harus segera berbenah di pasar furnitur bergaya modern saat ini. Karena mau tak mau, pasar ini tengah tumbuh dan diminati.
"Kekuatan Indonesia memang di etnik, tapi sekarang pasar di situ sedang tren. Harga juga mempengaruhi, karena kayu asli semakin tak terbeli," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.