Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Egg Chair", Telur yang Tak Pernah Basi

Kompas.com - 15/02/2012, 12:24 WIB

KOMPAS.com - Egg chair atau kursi telur, mendapatkan namanya karena bentuknya yang elips. Bentuknya seolah-olah kursi ini berasal dari cangkang telur yang dipotong sedemikian rupa menyerupai telur.

Kursi legendaris ini diciptakan oleh seorang arsitek asal Denmark, Arne Jacobsen, pada 1958 silam. Saat itu, Jacobsen mendesain kursi ini untuk lobi hotel SAS Royal di Copenhagen, Denmark.

Struktur dan material di balik bentuknya yang sederhana, kursi dengan ketinggian 107 sentimeter dan lebar 86 sentimeter ini memiliki struktur rumit. Rangkanya terbuat dari glass fibre reinforcement yang dilapisi dengan busa polyurethane.

Pelapisan ini merupakan bagian tersulit, karena membutuhkan kulit utuh yang lebar. Jahitan kulit di bagian belakang kursi bisa dilakukan, tapi bukan ini yang diinginkan Jacobsen. Ia menginginkan desain simpel dan benar-benar "bersih".

Saat ini, kesederhanaan desain kursi ini terpengaruh oleh semangat gaya modern yang sedang gencar di masa itu. Kursi ini ditopang oleh kaki bercabang empat dari kombinasi baja dan alumunium.

Demi fleksibilitas, kursi berbobot 18,1 kilogram ini dapat berputar 360 derajat dan kemiringan punggung dapat diatur. Struktur ini membuat egg chair sesuai sebagai kursi lobi hotel, dan dapat dimanfaatkan sebagai kursi di ruang duduk masa kini.

Barang koleksi

Sampai saat ini, egg chair masih banyak diburu. Desain kursi simpel ini membuatnya tak lekang dimakan zaman.

Harga pasarannya pun masih tinggi. Egg chair resmi diproduksi oleh perusahaan Denmark, Fritz Hansen, dijual mulai dari 5.000 Dollar AS atau sekitar Rp 45 Juta.

Namun, egg chair kini tersedia reproduksinya yang dijual di kisaran harga 600 - 2000 Dollar AS. Untuk edisi reproduksi ini, bahan pelapisnya tidak hanya kulit. Beberapa desainer menjadikan kursi ini sebagai ajang kreativitas dengan memodifikasi bahan pelapis. Ada yang diberi motif, dibuat cetak timbul, dan beragam modifikasi lainnya. (Fransisca Wungu Prasasti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau