KOMPAS.com - Hati kita dikondisikan mudah luluh pada masa konsumerisme ini. Sebab, begitu banyak tawaran memikat yang dikatakan capat membantu hidup sepanjang waktu, mulai dari makanan sampai perkakas rumah tangga, hingga properti.
Bahkan, dalam perkara yang tampak sepele, seperti memilih perabotan rumah, kita sering tak berpikir panjang. Akibatnya, furnitur yang terlihat apik di toko menjadi sia-sia di dalam rumah kita karena ruangan tak cukup, warna yang kontras, atau desain yang 180 derajat "nggak nyambung" dengan rumah kita.
Karena itu, dalam memilih furnitur sebaiknya bukan sekadar suka atau tidak, tetapi pertimbangkan juga kebiasaan kita sehari-hari, dimensi rumah, dan anggaran.
Kebiasaan setiap anggota keluarga di rumah penting diperhatikan. Salah satu contoh kebiasaan, antara lain saat tamu bertandang, apakah kita biasa menerimanya di ruang tamu ataupun ruang keluarga? Bila jawabannya adalah ruang tamu, kita cukup mengisi ruangan ini dengan dua kursi dukuk, sebuah meja, dan credenza.
Sebuah furnitur yang ada di toko kadang mengecoh soal ukuran. Dalam showroom yang luas, kita sering mengira furnitur yang ada di sana akan sesuai dengan luas ruang di rumah kita. Padahal, sesampai di rumah, ukurannya jadi kebesaran.
Karena itu, ukur dulu luas ruang yang tersedia di rumah dan furnitur yang akan dibeli. Harga juga harus dipikirkan. Material dan finishing suatu furnitur akan memengaruhi mahal murahnya.
Kita sebenarnya bisa datang ke tukang kayu dan memesan furnitur seperti yang kita lihat di toko. Agar lebih ramah lingkungan, kita bisa pula mengkreasi ulang furnitur lama. Pengeluaran pun lebih irit.
Membeli furnitur dari satu toko saja sering membawa keuntungan bagi tata ruang rumah kita. Alasannya, sejumlah toko merancang dan membuat sendiri produknya sehingga unik dan berbeda dengan yang lain.
Terakhir, usahakan setiap furnitur di dalam rumah kita memiliki benang merah. Misalnya, kesamaan dalam aksen warna, bahan furnitur, atau dari ukurannya. Hal ini agar suasana rumah terasa serasi dan pas. (TYS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.