Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Pusaka, Pondok Jati Rasa

Kompas.com - 04/04/2011, 06:15 WIB

Proses panjang Pondok Jati Rasa merupakan bagian dari proses Nona dan Adi menemukan diri sejati dalam perjalanan menuju Sang Pencipta. Termasuk dalam proses itu adalah perjumpaan dengan sesama makhluk, yang terlihat, terjamah, maupun yang tidak, apa pun namanya, untuk membangun rasa dan menghormati kehidupan.

Seluruh atmosfer di Alas Wigude itu terasa mistis, apalagi memang ada beberapa goa, jauh di bawah. Jarak tebing dengan dua batu alam dampit di Tanjung Selopenangkep, misalnya, hanya 200 meter, sebelum turun 300 meter ke Goa Langse, yang menjorok sekitar 50 meter ke dalam, seperti masuk ke perut Bumi.

Pondok Jati Rasa berdiri paling akhir. Mula-mula mereka membuat pendopo dan rumah batu untuk penjaga rumah, setelah membeli secara mencicil lahan gersang dan gundul yang ditawarkan warga awal tahun 2000-an. Hutan di bagian bukit itu kini sudah hijau setelah Nona dan Adi dibantu warga menanam 1.500 beragam pohon lokal.

”Kemarin Pak Kepala Dusun melakukan sensus tanaman, ada 5.197 pohon, termasuk 91 jenis pohon langka,” kata Nona. Kata Pak Tumijo dan Bu Sariyem, pasangan yang menjaga rumah itu, Adi memintanya tidak membuang ranting pohon yang jatuh, dan membiarkan semua kembali menjadi humus. Tak seekor pun binatang boleh dibunuh.

”Kami pernah meninggalkan rumah ini selama enam bulan karena ke Amerika. Ketika kembali, kami membuat ritual sederhana untuk berterima kasih kepada semua makhluk yang sudah menjaga rumah, dan meminta mereka yang masih di dalam kembali ke hutan,” tutur Nona.

Ketika hendak mendirikan rumah untuk tetirah itu, tak diduga, seorang kerabat dari Prambanan meminta Nona membeli rumah leluhur. ”Katanya, yang kuat merawat pusaka leluhur ini keturunan yang perempuan,” kenang Nona, ”Saya kaget. Kok semuanya seperti kebetulan. Padahal waktu itu kami tak punya uang.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com