Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memilih Hunian di Jabodetabek (3)

Kompas.com - 04/11/2010, 16:39 WIB

Yang banyak terjadi, sebelum 3 bulan bangunan memang berfungsi baik, tapi setelahnya mulai muncul masalah. Masalah lain, bagaimana bila rumah diserahkan pada musim kemarau, sementara hujan yang pertama kali mengguyur setelah rumah dihuni baru baru terjadi setelah masa 100 hari itu habis.

Alangkah hebatnya dan akan menjadi sebuah sarana promosi yang hebat jika garansi terhadap kebocoran rumah misalnya, diberikan setelah rumah tersebut diterpa hujan.

Maka, calon konsumen sudah seharusnya sangat cermat memperhatikan dan mencermati komitmen yang diberikan secara tertulis maupun lisan oleh pengembang saat mereka menawarkan produknya.

Jika komitmen tertulis dengan mudah didapat, bagaimana membuktikan komitmen yang disampaikan secara lisan oleh tenaga marketing pengembang tersebut? Kita bisa memanfaatkan ponsel yang memiliki kemampuan rekam sangat memadai untuk mendokumentasikan janji-janji ini. Bisa direkam secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi.

Namun yang lebih penting dari itu, komitmen pengembang dalam membangun sebuah kawasan atau perumahan dapat terlihat secara fisik dari infrastruktur yang disediakan di situ, sampai dengan hal-hal remeh-temeh seperti bagaimana pepohonan dirawat.

Kita bisa menilik bagaimana sarana jalan yang ada, apakah cukup luas atau cuma sedikit lebih lebar dari gang senggol. Bagaimana drainase diatur, bagaimana dan seperti apa fasilitas umum yang disediakan, juga secara mudah gampang dinilai.

Bahkan bagaimana tampilan fisik kantor pemasaran, cara karyawannya melayani konsumen, sampai dengan bagaimana pepohonan dan taman dirawat akan menunjukkan filosofi dan komitmen pengembang dalam membangun kawasan atau kompleks hunian tersebut secara keseluruhan.

Pengembang yang sekadar “menjual unit” akan berbeda dengan pengembang yang berkomitmen membangun kawasan atau menawarkan hunian nyaman yang terkonsep matang. Pengembang yang sekadar mengeruk untung akan berbeda dengan pengembang yang memiliki perspektif dan menawarkan sebuah nilai investasi bagi konsumen.

Mereka yang sekadar menjual unit umumnya tak akan memperhatikan segala sesuatu yang berada di luar kawasan. “Bagaimana sarana jalannya, bagaimana sarana transportasinya, bagaimana interaksinya dengan lingkungan sekitar, bukanlah urusan kami,” begitu kurang lebih kalau diterjemahkan.

Nah, untuk mengetahui dan mengukur komitmen semacam ini, mau tak mau konsumen harus mengeluarkan tenaga ekstra dengan melihat langsung ke lokasi, mengamati dan mencermati semua hal yang ada di sepanjang jalan menuju lokasi. Sangat mustahil mencium komitmen ini hanya dari brosur yang dicetak, apalagi kata-kata memikat dari tenaga pemasarnya yang rapi jali atau cantik rupawan.

Padahal, dengan kunjungan ke lokasi, calon konsumen akan dapat menilai komitmen pengembang tersebut, dan kemudian dapat memastikan, apakah investasi yang kita lakukan atas calon rumah tersebut akan berprospek atau ngehek. (iDEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com