Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marc Steinmeyer: Tauzia Kembangkan Harris dan Pop Harris

Kompas.com - 18/06/2010, 00:03 WIB

Berapa hotel lagi yang sedang dibangun dan akan dioperasikan? Delapan hotel Harris lainnya sedang dibangun di Jakarta, Batam Center, Puncak, Bali, dan Malang. Seluruhnya, sampai tahun 2012, ada 15 hotel Harris dengan 3.200 kamar akan beroperasi di beberapa daerah di Indonesia.

Tauzia juga mengelola tiga properti, antara lain Eden Kuta dan Solo Paragon, tanpa label brand Harris. Istilahnya managed by Tauzia.

Kami juga memiliki divisi khusus Estate Management yang memfokuskan pada pengoperasian kondominium.

Apakah Tauzia juga mengoperasikan hotel bintang lima? Kami punya brand Preference Hotels. Ada dua properti dengan brand ini yang sedang dikembangkan. Salah satunya di FX Residences Sudirman Jakarta.

Mengapa Tauzia juga mengambil pasar hotel bintang dua? Kami yakin banyak orang Indonesia yang berpergian, yang mencari hotel dengan harga tidak terlalu mahal, namun tetap bersih dan nyaman. Kami luncurkan Pop Harris, saudara muda Harris sebagai solusi menginap di hotel bujet (budget hotel) dengan biaya relatif murah, sekitar Rp 300.000 per malam. Jadi hotel ini diperuntukkan bagi smart traveler.

Apa kelebihan Pop Harris dibandingkan hotel bintang dua lainnya di Indonesia? Kamar di Hotel Pop Harris berukuran 16 meter persegi dengan tempat tidur king size yang dikembangkan secara eksklusif oleh King Koil. Harga kamar untuk satu, dua, tiga orang, tetap satu harga. All-in-one rate.

Siapa saja bisa melakukan booking kamar dengan mudah dan langsung melalui popharris.com atau Tauzia Call Center.

Dengan rate yang sama, tamu dapat menikmati wifi gratis, 60 channel TV kabel, keamanan dengan CCTV, juga mendapatkan nasi jinggo atau nasi bogana. Siapa pangsa pasar Pop Harris? Kami menggarap pasar domestik Indonesia. Mulai dari business traveler, para pebisnis yang sering berpergian dari kota ke kota di Indonesia, para keluarga Indonesia yang berlibur, sampai pada asosiasi olahraga yang dalam kegiatan tertentu, membawa banyak peserta.

Kami menargetkan okupansi 80 persen untuk hotel di lokasi strategis.

Mengapa Anda hanya melihat pasar di Jawa dan Bali, padahal Indonesia juga punya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lainnya. Apakah Tauzia punya rencana mengembangkan hotel di daerah selain Jawa dan Bali? Kami paham industri pariwisata Indonesia terus berkembang. Tapi saat ini kami masih memfokuskan diri pada pasar Jawa dan Bali. Suatu hari pasti kami melangkah ke daerah lainnya di Indonesia. Bagaimana Anda melihat dunia pariwisata Indonesia? Yang terpenting adalah langkah antisipasi. Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi perkembangan pariwisata negeri ini dengan membangun infrastruktur, antara lain jalan.

Tanpa infrastruktur yang baik, pariwisata sulit berkembang. Kami bisa saja membangun hotel, namun tamu membutuhkan infrastruktur yang bagus. Indonesia ini negeri yang indah. Saya mencintai Indonesia. Keindahan Indonesia masih banyak yang bisa digali. Jika pariwisata maju, industri hospitality juga ikut berkembang. (Robert Adhi Ksp)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com