Dari luar, rumah Yoris itu terlihat sangat biasa. Berarsitektur layaknya rumah yang dibangun era 1960-1970-an, bercat putih, dengan pintu dan jendela persegi sederhana.
Yoris mengaku memang tidak banyak mengubah bentuk asli rumah tersebut. Bahkan eternit rumah masih asli. ”Saya cuma mengecat ulang pintu, jendela, dan kusen saja. Dulunya warna coklat tua, saya ubah jadi seperti sekarang ini. Jadi saya menggabungkan konsep minimalis dan preservasi sekaligus,” ungkapnya.
Dengan mengecat ulang pintu dan tembok dengan warna terang, rumah tua tersebut seperti menjadi muda kembali. ”Saya hanya mengganti pintu belakang dengan pintu geser, dan mengganti gorden lama dengan folding blinds. Ternyata efeknya besar, rumah ini jadi tidak kelihatan kuno lagi,” tutur Yoris yang mengaku langsung jatuh cinta dengan rumah itu sejak pertama kali memasukinya.
Langkah selanjutnya tinggal menata interior. Dengan ukuran rumah yang terbatas, Yoris sengaja menggunakan konsep minimalis fungsional di dalam rumah untuk memberi kesan lapang. Di bagian paling depan tidak terlihat set meja kursi tamu seperti rumah pada umumnya. Sebagai gantinya, ia hanya menempatkan dua meja kaca bundar untuk menaruh hiasan dengan bola karet raksasa di tengahnya.
Satu sofa besar menjadi satu-satunya tempat duduk di bagian belakang ruangan berbentuk L itu, yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga, ruang ngobrol, serta ruang menonton televisi dan main game.
Sebidang panel kayu besar dipasang di dinding, dan di panel itu dicantelkan televisi plasma berukuran 50 inci. Di bawah TV terdapat satu set bufet rendah memanjang.
Di situ Yoris meletakkan berbagai pernik suvenir, buku-buku, perangkat audio, DVD, dan dua konsol game, yakni Nintendo Wii dan Xbox 360. Urusan main game ini memang penting bagi Yoris karena selain dua konsol itu, ia masih punya satu set Playstation 2 yang ditaruh di kamar tidur.
”Kita tetap harus main mainan anak kecil, seperti games ini, untuk membuat pikiran selalu terbuka dan kreatif,” tutur Yoris sambil memperagakan bermain Nintendo Wii dengan batang kontrol nirkabel.
Ruangan duduk serbaguna itu kemudian menyambung dengan ruang makan, yang juga ditata minimalis, dengan sebuah meja makan panjang terbuat dari kaca. Selain difungsikan untuk makan, inilah meja kerja Yoris sehari-hari. ”Saya paling nyaman mengetik atau mengonsep sebuah gagasan kreatif di meja makan ini,” kata dia.
Di dinding di belakang meja makan itu ia memasang foto enam tokoh dunia yang, menurut Yoris, menjadi simbol kreativitas tiada henti, antara lain pendiri dan pemilik Apple Computer, Steve Jobs; tokoh animasi dunia Walt Disney; penyanyi Madonna; pengusaha Donald Trump; dan pemilik kelompok usaha Virgin, Richard Branson.
Terakhir, Yoris banyak memberikan sentuhan warna hijau muda dan putih di dalam ruangan rumahnya itu. ”Saya suka dua warna itu karena ada maknanya. Putih melambangkan kreativitas. Sementara hijau melambangkan kesegaran, sesuatu yang terus bertumbuh,” ucapnya.
Dan rumah yang terlihat biasa dari luar itu pun menjadi luar biasa di dalamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.