Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Abaikan Dehidrasi

Kompas.com - 08/04/2010, 03:53 WIB

Agar kebutuhan tubuh akan air (murni) tercukupi dibutuhkan 30 mililiter air per kilogram berat badan. Secara umum, konsumsi air per orang minimal 1,5-2 liter per hari (8-10 gelas per hari). Perempuan hamil, ibu menyusui, orang berolahraga, serta orang di lingkungan dingin butuh lebih banyak. Konsumsi air itu ”disebar” sepanjang hari mulai dari minum setelah bangun tidur hingga malam hari.

Air yang aman diminum adalah yang tidak berwarna, berbau, atau berasa. Selain itu, air tidak boleh mengandung zat berbahaya, tidak tercemar pestisida, jamur, logam, dan bahan lain yang berbahaya bagi tubuh. Di perkotaan yang berpenduduk padat, air kadang tercemar sehingga menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari diare sampai keracunan. Jika diukur keasamannya, pH air berkisar 6-8. Cairan lain, seperti kopi atau teh, yang menjadi favorit masyarakat tidak dapat menggantikan peran air murni.

Menjaga keseimbangan air dalam tubuh menjadi penting karena dalam kerja tubuh, air dikeluarkan kembali dalam bentuk air seni sekitar 1 liter per hari, melalui keringat dan saluran napas sekitar 1 liter (tergantung suhu udara), dan sebagian lain terbuang bersama tinja. Aktivitas, kondisi tubuh saat sakit seperti demam, kelembapan udara juga ikut memengaruhi pengeluaran air dalam tubuh. Orang yang di daerah dingin, misalnya, lebih butuh air banyak karena cukup besarnya penguapan.

Kurangnya air dalam tubuh jangan dianggap enteng. Kekurangan air tubuh 1 persen menimbulkan rasa haus dan gangguan suasana hati (mood). Kekurangan 2-3 persen stamina turun, hingga 4 persen turunkan kemampuan fisik sampai 25 persen. Bahkan, bisa pingsan jika kekurangan air mencapai 7 persen. Kekurangan asupan cairan, khususnya air, meningkatkan risiko penyakit batu ginjal, infeksi saluran kencing, kanker usus besar, konstipasi, obesitas, stroke pembuluh darah otak, dan gangguan lain. Jika kandungan air dalam organ tubuh menurun, fungsi organ berkurang dan lebih mudah terpapar bakteri atau virus.

Sebaliknya, terlalu berlebihan minum air juga berdampak buruk. Misalnya, gangguan keseimbangan elektrolit, antara lain, konsentrasi sodium turun hingga level membahayakan. Padahal, elektrolit digunakan sel untuk memindahkan cairan dan mengirimkan pesan saraf ke dalam dan keluar sel dan pada akhirnya ke seluruh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak berfungsi dengan baik. Jika tidak ditangani, bisa muncul gejala mual, pusing, otot lemah, hingga kondisi fatal.

Cara praktis dan mudah mengetahui kadar hidrasi tubuh ialah dengan memeriksa warna urine sendiri. Urine yang berwarna pucat, tidak berbau seperti warna air lemon menunjukkan status hidrasi baik. Namun, warna urine oranye (gelap) dan berbau menyengat menandakan tubuh kurang cairan.

”Semua urine dapat digunakan asal bukan urine pagi saat bangun tidur. Yang paling baik ialah menggunakan mid-stream urine, yakni urine yang keluar di pertengahan saat kita berkemih,” kata Rachmi. Namun, terkadang warna urine dipengaruhi obat atau diet tertentu. Orang yang mengonsumsi vitamin B-Kompleks, misalnya, urine akan lebih kuning.

Untuk memperbaiki gangguan kekurangan air yang meluas di masyarakat, Hardinsyah berpandangan, gizi seimbang yang dipromosikan pemerintah perlu menambahkan air sebagai salah satu unsurnya. Selama ini, perhitungan nilai gizi lebih cenderung dikaitkan dengan makanan padat. Memasukkan air dalam pola makan akan memberikan dampak besar terhadap perbaikan kesehatan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com