Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu untuk Korban Tsunami

Kompas.com - 14/03/2010, 12:23 WIB

Tengok saja kursi segi empat ”PLY” karya Ryuta Sakaki dari Musashino Art University. Empat kaki kursi menggunakan bilah bambu yang disatukan dan dilenturkan. Begitu pula sandaran dan dudukan kursi. Meski tampak sederhana, karya ini cukup praktis dan enak dilihat.

Karakter serupa juga terasa pada meja kaca ”Trio KD Table” garapan Yusuke Aunoma. Dia membuat kerangka meja dari bilah-bilah bambu agak panjang. Ujung bilah-bilah itu disambung dengan pola segitiga yang kokoh sehingga cukup kuat untuk menahan papan kaca bundar di atasnya.

Beberapa karya dari desainer ITB juga mengesankan. Salah satunya ”Pincuk Set” karya Muhammad Ihsan. Dia merekatkan beberapa pilah bambu lebar menjadi semacam pincukan, mirip kapal terbuka. Karya ini dilengkapi beberapa sendok.

Arianti Ayu Puspita mencoba memanfaatkan material bambu untuk membuat otoped alias skuter dorong. Mengandalkan sistem modular, sepeda dengan dua roda kayu itu bisa digunakan anak-anak untuk bermain. Karya ini dinamai ”Bamboped”.

Secara keseluruhan, pameran ini menggambarkan Jepang sudah sangat maju dalam pengolahan bambu. Karya-karya berbahan baku bambu dari negeri itu tak saja indah dan fungsional, tetapi juga diolah dengan teknologi tinggi.

Para desainer Jepang memperkenalkan teknologi EDS (Ecology-Diversity-Synergy) alias ekologi-keanekaragaman-sinergi. Mereka punya standar pengolahan bambu agar awet, tahan perubahan cuaca, dan tetap punya karakter bambu. Teknik ini bersumber dari tradisi kuno serta hasil uji coba dengan peralatan modern.

Sebenarnya masyarakat tradisional di Nusantara juga punya teknik pengolahan bambu. Masyarakat Jawa, misalnya, sudah lama mengenal pengawetan bambu lewat perendaman dalam jangka waktu tertentu. Hanya saja, pengolahan itu belum dibakukan dalam standar modern dan terukur. (Ilham Khoiri/KOMPAS Minggu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com