Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loemongga: Utamakan Kualitas Desain dalam Produk Properti

Kompas.com - 28/02/2010, 20:52 WIB

Nirvana dibangun di atas lahan 3.000 m2 di kawasan Kemang dengan tinggi 14 lantai. Namun karena lantau 4 dan lantai 13 ditiadakan, apartemen Nirvana menjadi 17 lantai. “Yang laku pertama adalah lantai delapan,” ungkapnya.

Proyek properti lainnya yang dikerjakan Mongga adalah Biu Biu di Jimbaran, Bali. Di atas lahan seluas 2 hektar, Mongga membangun 10 vila besar, setiap vila memiliki lahan 1.500 m2 sampai 2.000 m2. Vila-vila itu dijual ke pembeli, lalu disewakan kembali. Posisinya di atas bukit, sedangkan di bawahnya adalah Pantai Biu Biu. Karena itulah produk properti ini disebut Biu Biu.

Mongga dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Asiana Lintas Cipta sedang membangun proyek properti lainnya, Senopati Suites dan Bintaro Oasis. Lahan di Bintaro sekitar 4 hektar.

Tak suka produk massal

Mongga memang tidak membangun proyek properti di lahan yang luas. “Saya tak berani main dalam proyek massal. Saya sendiri sebagai pembeli, tak suka mass product. Jadi sebetulnya proyek-proyek properti ini mencerminkan keinginan saya, keinginan Loemongga seperti apa,” tuturnya.

Mongga mengaku menggeluti pekerjaannya dalam dunia properti dengan passion. “Yang pasti ke depan, saya mengutamakan desain. Saya percaya bahwa desain meningkatkan quality of life. Kalau kualitas rumah baik, orang yang tinggal di sana juga baik. Ini investasi saya sebagai developer. Memang ada yang tanya pada saya, mengapa harus bayar arsitek mahal-mahal? Saya tetap berpendapat bahwa tata ruang harus baik, pencahayaan harus baik,” katanya.

Desain seperti apa yang disukai Mongga? “Saya sebetulnya tidak fanatik pada satu desain. Saya senang dengan semua desain. Kalau di Kemang, kita bikin desain klasik, rasanya tak cocok. Kalau di Menteng, kita bikin art-deco classic, pasti cocok. Jadi desain dalam proyek properti harus blend dengan lingkungan, disesuaikan dengan lingkungan,” paparnya.

Bagaimana dengan penerapan green property? “Green property memang keharusan. Kami menerapkan prinsip-prinsip green property pada proyek-proyek terbaru. Ini sudah bagian dari perencanaan. Misalnya kami menggunakan lampu LED. Memang mahal dalam investasi awal tapi setelah itu akan menghemat perawatan. Di Bali, kami sudah mulai menggunakan panel tenaga surya, dan menggunakan kayu-kayu yang bersertifikat, bukan illegal logging. Pada proyek di Ubud, kami menghindari pemakaian AC terlalu banyak. Tata ruang dan aliran udara dirancang agar penggunaan AC tidak banyak. Sejak desain, hal-hal begini sudah direncanakan. Demikian juga pengolahan limbah.

Mongga mengaku rindu menjadi presenter. “Tapi saya tak punya banyak waktu lagi. Tawaran harus live, harus setiap hari, harus di luar kota. Saya tak mungkin punya waktu lagi. Kalau weekend, saya bermain dengan anak-anak. Atau saya membaca buku, berolahraga, ke gym, berenang, yoga. Saya berusaha hidup seimbang. (Robert Adhi Ksp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com