Hengky bilang, untuk mendapatkan harga yang miring, pembeli bisa melakukan transaksi tunai. Sebaliknya, jika menggunakan fasilitas kredit bank, harga ruko akan lebih mahal. Ia mencontohkan harga tunai untuk ruko berukuran 6,5 m x 12 m hanya Rp 1,87 miliar. Tapi, dengan fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR), konsumen harus mengeluarkan uang hingga Rp 2,08 miliar.
Pasar modern Depok dilengkapi fasilitas standar semisal kamar mandi, musala, dan lapangan parkir yang luas. Di samping itu pengembang juga membangun plaza kafe di lokasi ini. Rencananya, plaza kafe ini akan digunakan untuk menampung pedagang makanan di malam hari. “Kami ingin pasar modern ini bisa hidup sampai malam hari,” katanya.
BSA Land juga membangun pasar modern di beberapa lokasi lain. Salah satu pasar itu berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan. Hengky menjelaskan, pasar modern di Bintaro dibangun di area seluas 2 hektar dan terdiri dari 79 unit ruko, 318 unit kios, dan 220 lapak.
Lokasi pasar ini berdekatan dengan perumahan semacam Graha Raya Bintaro, Bintaro Jaya, Alam Sutera, Vila Melati Mas, Pondok Jagung, serta perumahan di kawasan Kunciran, Ciledug, dan Pondok Aren.
Itulah alasan BSA Land optimistis, proyek pasar bakal laris manis. Apalagi, harga jual kios di pasar modern juga terus mendaki. “Dibandingkan saat launching, harga kios di Depok sudah naik 40 persen,” tutur Hengky.
Peluang Investasi
Ilham M. Wijaya, Direktur Eksekutif Property Research Institutes (PRI), menilai investasi jangka panjang dalam proyek pasar modern layak dicoba. Namun, ia mengingatkan, calon investor perlu memilih pasar yang punya lokasi strategis.
Ia mengatakan, selama ini tidak banyak pengembang yang melirik properti seperti di pasar modern. Padahal, lokasi pasar seperti ini memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Disamping bisa menampung usaha kecil menengah, bisnis di pasar semacam ini juga mengalir lebih cepat, karena segmen pasarnya paling besar, yaitu kelas menengah bawah.
Ilham memperkirakan, pembeli properti di pasar modern bisa menikmati kenaikan harga hingga 25 persen dalam setahun. Namun, untuk memaksimalkan keuntungan, ia menyarankan calon investor untuk menyewakan kios. Menurut perhitungan Ilham, pendapatan sewa dalam tiga tahun sudah menutup seluruh biaya investasi. Jadi, ketika menjual properti di tahun keempat, keuntungan investor bisa maksimal.
Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch pun menilai berinvestasi di ruko lebih menarik ketimbang kios. Selain bisa menjadi tempat usaha, harga jual ruko juga lebih tinggi.
Berdasarkan analisis Ali, apabila ruko tersebut disewakan, pemilik properti bisa menik-mati margin keuntungan per tahun sebesar 5 persen dari harga beli. Jika tujuan investasi adalah menikmati kenaikan harga jual, maka investor berpeluang mengantongi laba hingga 20% per tahun. “Saran saya, sewakan terlebih dahulu, baru dijual. Keuntungan akan lebih maksimal,” ujarnya. (KONTAN Weekend)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.