Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Resmikan 114.000 RSS di Lamongan

Kompas.com - 17/02/2009, 18:02 WIB

Pembangunan perumahan transmigrasi dengan konsep kota terpadu mandiri (KTM) dinilai membantu pengadaan rumah layak huni. Teguh berharap pemerintah menaikkan subsidi perumahan 1 persen dari ABPN.

"REI juga berharap rencana pembangkit listrik 2 x 10.000 megawatt segera terealisasi untuk mendukung pengadaan RSS cepat terwujud. Bila itu terwujud dari jatah REI membangun 100.000 unit per tahun menjadi 150.000 unit per tahun terpenuhi," katanya.

Teguh juga meminta pemerintah merevisi aturan kepemilikan properti bagi orang asing. PP 41 1996 direvisi agar orang asing mudah miliki properti. Jangka waktu 25 tahun hak atas tanah diperpanjang 20 tahun diperbarui 25 tahun diharapkan dijadikan langsung jadi 70 tahun sekaligus.

"Kemudahan izin tinggal dan kepastian hukum hak waris bagi orang asing akan mendongkrak sektor properti," katanya.

Teguh berpendapat harga properti Indonesia relatif lebih murah dibandingkan negara tetangga Singapura. Di Singapura harga apartemen 2.000 dollar Singapura sampai 6.000 dollar Singapura per SqF atau Rp176 juta hingga Rp 528 juta per meter persegi. Harga apartemen di Indonesia Rp 10 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi. Ini potensi meraih pasar asing dari 10.000 unit per tahun. Dengan harga rata-rata 250.000 dollar AS per meter persegi nilai transaksi bisa mencapai 2,5 miliar dollar AS per tahun belum termasuk pajak dan dampak positif dalam penyerapan tenaga kerja.

Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asyari mengatakan subsidi perumahan terus dinaikkan hingga 2009 menjadi 0,35 persen dari APBN.

"Semoga setelah kita lihat alokasi APBN dan rencana jangka panjang bisa naik1 persen pada 2010. Harga rumah tipe RSS diharapkan menjangkau masyarakat menengah ke bawah. Pada 2008 semula dinaikkan dari Rp 50 juta menjadi Rp 53 juta. Namun, karena tanggung maka dibulatkan jadi Rp 55 juta dengan harapan tidak ada kenaikan lagi di tahun 2009," kata Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com