Untuk menjawab hal itu, ada baiknya Anda mengenal Peter Guthrie, seniman pembuat visualisasi arsitektural. Guthrie adalah orang yang akan ditemui para arsitek untuk "mewujudkan" karya-karya mereka.
"Kebanyakan orang familiar dengan gambar komputer, namun sulit bagi mereka mengintepretasikan sebuah gambar garis," ujar Guthrie.
Seniman asal London itu sudah menciptakan gambar-gambar hiper-realistis. Dia sudah membuat rendering untuk Suffolk House karya Ström Architects dan rumah prefabrikasi karya Claesson Koivisto Rune.
"Saya mencoba membuat citra atmosferis dan mudah diingat tanpa menggunakan terlalu banyak trik pascaproduksi," ujar Guthrie.
"Pembuat visualisasi lain mungkin mengambil inspirasi dari film dan video game, namun itu bukan estetika yang menarik perhatian saya," tambahnya.
"Saya pikir kami punya. Katalog Ikea 2013 memiliki, secara mengejutkan, sejumlah visualisasi di dalamnya dan kebanyakan orang tidak menyadarinya," katanya.
Guthrie percaya bahwa masyarakat saat ini begitu terbiasa dengan citra yang dibuat komputer. Gambar-gambar digital pada film atau permainan jauh lebih mudah dimengerti dan dibayangkan ketimbang gambar teknis.
"(Rendering) membuat karya arsitektur yang belum dibangun lebih dekat dan memungkinkan pembicaraan lebih besar mengenai pembangunan lingkungan," ujarnya.
Guthrie menambahkan, saat ini batasan-batasan sudah begitu tidak jelas. Para ahli visualisasi, seperti dirinya sendiri, kini dibayar untuk membuat bangunan yang belum jadi tampak seperti sudah jadi.
"Saya bahkan punya seorang arsitek di masa lalu yang meminta saya memembuat render rumah belum jadi dari arsip mereka," ujarnya.
Kesimpulannya, "rendering" dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para konsumen. Namun, perlu diperhatikan juga catatan kecil di ujung flyer atau poster bahwa "rendering" hanya visualisasi, sementara keadaan sebenarnya di lapangan bisa diubah atau disesuaikan oleh pengembang.