Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumen Indonesia Mulai Lirik Selandia Baru?

Kompas.com - 22/11/2012, 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Myland Partners, pengembang asal Selandia Baru, merasa yakin bisa menarik konsumen Indonesia. Sejak dipasarkan pada Oktober lalu, sebanyak 25 % kavling pada proyek Kingfisher, di Acacia Bay, tepi Danau Taupo, Selandia Baru, yang mereka tawarkan telah dibeli oleh investor-investor Indonesia asal Jakarta dan Bandung.

Semula target pencapaian mereka di pasar Indonesia senilai 4 juta dolar Selandia Baru. Namun, melihat besarnya animo pada penjualan perdananya ini, pengembang tersebut yakin bisa menembus angka 6-7 juta dolar Selandia Baru.

"Tentu karena daya tarik berinvestasi kami (Selandia Baru) adalah terkait pajak, karena investor tidak dikenai pajak untuk transaksi properti, baik itu stamp duty, pajak atas tanah, maupun pajak capital gain," kata Direktur Mayland Partners, Farhad Moinfar, dalam paparan proyek tersebut di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/11/2012).

Kingfisher adalah sebuah resor waterfront (di tepi perairan) seluas 19 hektare di tepi Danau Taupo, danau terbesar di negara itu. MyLand merancang kawasan tersebut dengan 75 hunian mewah dengan luas rata-rata 1.100 m2.

Moinfar mengatakan, pembeli kavling asal Indonesia telah mencapai 25 persen dari total 75 kavling yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan untuk unit-unit kavling itu seharga 112 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 879 juta dengan diskon sampai 45 persen.

"Ternyata minat masyarakat Indonesia cukup tinggi, ini mengejutkan kami," kata Moinfar. 

Selain diperkuat daya tarik berupa investasi tanpa pajak, lanjut Moinfar, investor asal Indonesia, termasuk para wisatawannya, telah diuntungkan dengan maskapai Garuda yang telah membuka rute penerbangan langsung dari Denpasar ke Auckland (ibukota Selandia Baru). Bahkan, tahun depan, akan dibuka penerbangan langsung Jakarta-Auckland.

"Di sisi lain, Selandia Baru juga punya reputasi sangat baik untuk tujuan wisata. Tahun ini saja, jumlah wisatawan Indonesia ke Selandia Baru meningkat 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Moinfar.

Di Indonesia, Mayland bekerjasama dengan Indoproperty sebagai agen pemasarannya. Untuk memperbanyak minat konsumen, kedua pihak akan kembali menggelar pameran di Hotel Mulia Jakarta Selatan, 24-25 November 2012, ini.

"Kami memfasilitasi para klien (investor) kami asal Indonesia untuk berkunjung ke proyek kami ini dengan memberikan fasilitas tiket dan akomodasi gratis agar mereka bisa merasakan gaya hidup masyarakat Selandia Baru," ujarnya.

Adapun Malyland menawarkan kepada investor sebanyak 75 kavling dengan luas mulai dari 800 meter persegi, yang 30 kavling di antaranya berhadapan langsung dengan Danau Taupo. Farhad menjamin, investasi pada proyek ini bisa memberikan dampak yang baik, karena harga properti serupa yang letaknya berdekatan dengan Kingfisher saat ini telah mencapai 1 juta dolar Selandia Baru atau setara Rp 7,8 miliar lebih.

Ia menambahkan, investor yang menanamkan dananya sampai dengan 1,5 juta dolar Selandia Baru, termasuk investor di sektor realestat akan mendapat fasilitas kewarganegaraan tetap (permanent recidency/PR). Sejauh ini, ada dua kategori perolehan PR melalui investasi, yaitu 1,5 juta dolar Selandia Baru dan 10 juta dolar Selandia Baru.

"Tak sulit. Mendapatkan permanent residency di sini dapat dilakukan cukup melalui investasi real estat saja," ujar Moinfar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com