Menurut Anggota Dewan Pertimbangan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta, alangkah baiknya jika ingin mendirikan suatu bangunan untuk soil investigastion (penyelidikan tanah).
Dari investigasi itu bisa diketahui seberapa dalam tanah tersebut. Apakah tanah sangat lunak atau hanya lunak sampai beberapa meter saja.
Oleh karena itu, penggunaan fondasi yang tepat dalam seperti tiang pancang pasti akan aman untuk mendirikan bangunan.
"Kita harus mengerti lebih dahulu geologi setempat, bagaimana pembentukan formasi tanah di daerah tersebut, apakah butiran tanah dipindahkan oleh angin atau air, atau malah lapisan atasnya tergerus?," ungkap Davy kepada Kompas.com, Jumat (8/8/2025).
Sebab, bila diberi beban, maka tanah akan termampatkan. Sebab, terkandung butiran air dan udara di dalam tanah.
Dengan adanya beban, maka udara dan air yang ada dalam kandungan tanah akan keluar hingga menyebabkab volumenya menyusut. Sehingga, segala sesuatu yang ada di atasnya pun ikut turun.
Solusi Rumah Dibangun di Atas Tanah Lunak
Untuk bisa mengatasi hal tersebut, teknik ground improvement (perbaikan tanah) bisa dilakukan. Umumnya, cara ini dilakukan untuk engineering project (proyek rekayasa).
Sebab, biayanya cukup besar meskipun manfaat yang didapatkan pun ikut besar.
Rumah di Bekasi Ambles Sejak Ditempati
Menurut pengakuan penghuni kontrakan tersebut, Yani, rumah tersebut telah ambles secara bertahap dari tahun-tahun ke tahun.
"Dulu pas suami saya masih bujangan ini katanya tinggi bangunannya. Terus karena mungkin ketimpa hujan, jadinya dia amblasnya bertahap," ujar Yani saat ditemui langsung di rumahnya, Jumat (8/8/2025).
Yani bercerita, mulanya sang suami, Wasmo, mengontrak dengan kondisi berpindah-pindah tempat. Namun, masih di kawasan yang sama.
Hal yang membuat Wasmo akhirnya tinggal di hunian dengan kondisi tanah yang dulunya rawa tersebut karena memiliki kamar mandi sendiri.
"Karena, disana berhubung kita ngontrak kamar mandinya bareng-bareng," lanjut dia.
Menurut Yani, tidak hanya rumahnya yang ambles. Melainkan, beberapa rumah kontrakan lainnya pun demikian.
Selalu Banjir Saat Hujan Datang
Menurutnya, rumah kontrakan yang ia tempati bersama Wasmo dan kedua anaknya pun selalu kebanjiran saat hujan datang. Namun, tergantung seberapa tinggi intensitas curah hujan pada hari tersebut.
Maka dari itu, kondisi di dalam rumah pun ditinggikan agar air tak menggenangi rumahnya. Kondisi tersebut pun diperparah dengan atap rumah yang bocor.
Maka dari itu, dia menyiapkan beberapa ember untuk menampung kebocoran atap rumah yang terbuat dari genteng tanah liat tersebut.
Bahkan, kondisi terparah dari banjir yang dialaminya pernah menyentuh ketinggian hingga 2 meter.
Kondisi Rumah Dulunya Rawa
Yani mengakui, rumah kontrakan tersebut memang dulunya adalah rawa. Bahkan, saat ini dekat dengan empang maupun pepohonan.
Empang tersebut pun nantinya akan dibangun lagi rumah karena ada masyarakat yang ingin pindah ke wilayah tersebut.
"Itu pemancingan rawa. Jadi, dia bikin disini kalau banjir satu rumah di sebelahnya itu dia buat naruh penampungan rongsok (sampah). Kan dulu bekas sampah. Jadi, kalau lagi nurunin sampah kan disana itu kan bawanya kesini (rumah Yani), kalau hujan," tutupnya.
https://properti.kompas.com/read/2025/08/09/183000221/mau-bangun-rumah-di-tanah-lunak-ini-solusi-dari-ahli