Pasalanya, dua kebutuhan itu akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan tinggal di rumah.
Namun untuk bisa memenuhi tujuan tersebut, jendela harus memiliki ukuran yang ideal yang disesuaikan dengan luas ruangan.
Setiap rumah idealnya dapat memanfaatkan matahari sebagai pencahayaan alami mulai pagi hingga sore. Setidaknya paparan sinar matahari langsung bisa masuk ke ruangan minimal 60 menit setiap harinya, khususnya saat pagi.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, ukuran jendela sebagai lubang cahaya minimal ialah 1/10 atau 10 persen dari luas lantai ruangan.
Sementara, tinggi ambang bawah bidang bukaan (jendela) efektif antara 70 centimeter-80 centimeter dari permukaan lantai ruangan.
Kemudian dari segi penghawaan udara, setiap ruangan rumah baiknya menerapkan ventilasi silang. Dengan ketentuan lubang penghawaan minimal 5 persen dari luas lantai ruangan.
Hal senada juga tertera dari laman resmi Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kementerian PUPR.
Demi memperoleh jumlah cahaya matahari pagi secara optimal, sebaiknya jendela ruangan yang menghadap ke timur memilik luas minimal 10-20 persen dari luas lantai ruangan.
Selanjutnya dari segi penghawaan udara, luas lubang ventilasi tetap (statis) minimal 5 persen dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi buka tutup minimal 5 persen.
Artinya, jumlah ukuran jendela keduanya menjadi 10 persen. Ukuran ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan terlampau sedikit.
Selain itu, baiknya menerapkan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.
https://properti.kompas.com/read/2023/11/16/143000921/ada-acuannya-sekian-ukuran-jendela-rumah-yang-ideal