Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Kos, Ini 5 Prinsip Hidup Minimalis ala Jepang yang Patut Ditiru

Atau lebih buruk lagi dibiarkan tergeletak begitu saja di sudut kamar. 

Alasan ‘dibuang sayang’ dan ‘siapa tahu nanti masih dibutuhkan’ ini yang selalu membuat celah untuk tidak jadi menyingkirkannya.

Hingga akhirnya barang-barang tersebut menguasai seluruh kamar. Anda pun tak sadar telah  diperbudak oleh barang-barang tersebut karena harus rajin merawat dan membersihkannya satu per satu.

Nah, bagi Anda yang berstatus mahasiswa, harus pintar memilah barang, membagi waktu untuk kuliah, bersosialisasi dan membereskan seluruh sudut ruang kamar.

Selain itu, Anda harus cermat memilih setiap barang, furnitur, atau pernak-pernik yang cocok dipajang di kamar kos.

Sebelum membeli barang-barang tersebut, Anda harus tahu prinsip hidup minimalis yang bisa diterapkan ala penulis buku Goodbye Things, Fumio Sasaski (2018) terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Dia menulis dan mengajak Anda untuk berpikir seribu kali setiap kali ingin membeli barang baru:

1. Tidak boleh membeli barang "kembar"

Sudah punya pulpen bertinta hitam dan masih banyak isinya, buat apa membelinya lagi dengan merek berbeda.

Sudah punya baju model hem dan tidak robek, buat apa membelinya lagi walau dengan warna berbeda.

Seringkali kita lupa berapa banyak jumlah benda persis sama yang dimilki karena tidak punya tempat khusus.

Nah, inilah awal mula penyebab utama kamar kos Anda menjadi semakin sempit. 

Kalau punya tiga pulpen, mulailah dengan membuang salah satu. Cara lain sebelum membeli pikirkan untuk beli pulpen isi ulang yang berkualitas.

2. Tak perlu mengisi sudut ruang kamar yang "tak terpakai"

Ketika ada celah untuk mengisi barang di sudut ruang yang kosong atau tak terpakai, Anda serta-merta akan berpikir untuk mengisinya.

Sangat wajar jika kemudian Anda berusaha untuk menggunakan dan mengisi kekosongan itu.

Misalnya Anda kekurangan ruang untuk mengisi buku-buku kuliah yang banyak, lalu tergoda membeli rak buku satu lagi. Sementara, rak yang ada masih bisa diisi dan digunakan.

3. Tidak perlu membeli barang sebagai stok

Anda pasti akan membeli kebutuhan pokok setiap bulan, seperti deterjen, tisu, sabun mandi, sampo dan kebutuhan lainnya dengan menghabiskan uang jatah bulanan yang diberikan orang tua.

Jangan pernah membeli barang selama masih ada isinya atau masih bisa digunakan.

Jika sudah habis, pergilah ke toko dengan membeli satu pak baru dan jangan pernah tergiur bila ada promo dengan barang yang akan dibeli untuk disimpan.

Membeli berpak-pak barang hanya untuk diri sendiri sebetulnya egois, apalagi dalam keadaan seperti yang disebutkan, masih ada kebutuhan tak terduga yang belum Anda penuhi.

4. Kamar bukan museum, tidak perlu ada benda koleksi

Anda tidak usah repot membeli barang yang harus dikoleksi secara berseri misalnya mobil balap mainan untuk hiasan di kamar kos.

Semakin banyak barang koleksi favorit akan membuat ruang untuk bergerak menjadi sempit. Ingatlah, kamar kos yang berukuran kecil bukan museum yang dikhususkan untuk mengoleksi barang bersejarah.

Kecuali jika Anda ingin mengikuti jejak Takuro Morinaga, seorang ekonom asal Jepang yang hobi mengoleksi mobil mainan dan mendirikan museum sungguhan untuk memamerkannya.

5. Jadilah mahasiswa peminjam barang

Seorang mahasiswa pasti membutuhkan banyak bacaan untuk referensi selama belajar. Di setiap kampus ada perpustakaan yang memiliki aneka jenis dan tema buku untuk setiap jurusan perkuliahan.

Jangan mencoba untuk membeli buku sendiri sementara yang dibutuhkan sudah tersedia di perpustakaan.

Anda hanya tinggal datang dan membacanya saja, selain juga diperbolehkan meminjamnya untuk dibawa pulang sesuai dengan aturan yang ada.

https://properti.kompas.com/read/2021/08/11/100000221/anak-kos-ini-5-prinsip-hidup-minimalis-ala-jepang-yang-patut-ditiru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke