Koordinator Penanganan Bencana Badai Siklon Tropis Seroja Kota Kupang Ely Wairata menyatakan hal itu, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (24/4/2021).
Pihaknya telah menyiapkan lahan di dua lokasi berbeda di Kota Kupang yakni Kelurahan Fatukoa dan Kelurahan Manulai.
"Saat ini, kami masih mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk direlokasi," ujar Ely.
Pasca-badai Seroja, sebanyak 34.000 lebih rumah warga rusak termasuk tertimbun longsor.
Angka rumah yang rusak itu, bisa berkurang karena terdapat penggandaan saat pendataan awal.
Karena itu, Ely telah melakukan verifikasi dan validasi data selama sembilan hari, untuk mendapatkan data yang pasti terkait kerusakan rumah warga.
Untuk proses verifikasi dan validasi data rumah yang rusak, mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Oleh karena itu, dari total 34.000 lebih rumah yang rusak itu, belum tentu semua masuk kriteria yang ditetapkan oleh BNPB.
Hingga kini, baru sekitar 2.000 lebih rumah yang telah teridentifikasi masuk kriteria yang ditetapkan BNPB.
Setelah itu, akan ada uji publik dan Ely akan langsung menempel nama-nama warga yang rumahnya rusak di masing-masing kelurahan agar masyarakat bisa melihat.
Rumah dengan kategori rusak berat akan dibangun di lokasi yang sama, dengan anggaran Rp 50 juta dari BNPB.
Sedangkan sisa yang belum masuk kriteria BNPB, akan dilihat lagi jenis bantuan yang akan diberikan, sesuai dengan tingkat kerusakan.
"Untuk rumah yang rusak tersebut, kami telah usulkan ke Kementerian PUPR anggaran sebesar Rp 112 miliar," tuntas Ely.
https://properti.kompas.com/read/2021/04/25/070000521/530-rumah-rusak-terdampak-badai-seroja-akan-direlokasi