BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kota Baru Parahyangan
Salin Artikel

Mau Punya “Home Sweet Home”? Pertimbangkan Faktor Lingkungan Sebelum Membeli Rumah

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebagian besar orang sudah akrab dengan istilah "home sweet home" yang dimaknai sebagai rumahku istanaku. Istilah ini menyiratkan bahwa sebaik-baiknya sebuah tempat, rumah tetaplah tempat yang paling nyaman.

Apalagi, rumah idaman tak melulu soal ukuran yang luas. Faktor kenyamanan justru jadi pertimbangan utama. Sebab, bila sudah nyaman, siapa pun betah tinggal di dalamnya.
Karena itu, setiap orang berencana memiliki hunian yang nyaman dan memasukkannya dalam daftar impian untuk diwujudkan.

Bicara soal kenyamanan, Jonathan dan Drew Scott dalam bukunya, Dream Home, melakukan riset mengenai konsep rumah yang banyak disukai pembeli.

Dalam penelitian itu, mereka menemukan bahwa 99 persen konsumen menginginkan konsep rumah dengan ruangan terbuka.

“Rumah dengan ruangan terbuka memungkinkan keluarga untuk menjaga anak-anaknya sembari santai menonton televisi. Rumah juga akan terasa lebih luas,” ujar Drew seperti dikutip dari elledecor.com, Rabu (6/4/2016).

Selain itu, rumah dengan dapur terbuka yang mengarah ke ruang keluarga dan meja makan juga banyak disukai. Alasannya sama, agar koneksi dengan ruangan lain, seperti ruang keluarga dan ruang tamu lebih mudah.

Keandalan bangunan dan aspek lingkungan

Selain konsep desain rumah, kenyamanan hunian juga ditentukan oleh kualitas bangunan dan aspek lingkungan kawasan residensial. Bangunan yang kokoh akan memperpanjang usia rumah. Pemilik pun tidak perlu merenovasi rumah berkali-kali.

Oleh karena itu, pastikan kualitas bangunan yang ditawarkan oleh developer. Periksa spesifikasi material bangunan, mulai fondasi, dinding, semen, lantai, cat tembok, atap, plafon, carport, kusen, pintu dan jendela, hingga tangki septik.

Setelah memastikan kualitas bangunan bagus, calon pembeli juga tak boleh abai terkait lingkungan kawasan residensial. Residensial dengan udara sejuk, asri, dan kualitas air yang bersih akan semakin menunjang kenyamanan sebuah tempat tinggal untuk keluarga.

Kawasan residensial dengan tipe lingkungan tersebut bisa ditemukan di kawasan kota penyangga. Di sekitar Jakarta, calon pembeli bisa memilih kawasan residensial di Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, dan Cikarang.

Sementara di Bandung, kawasan residensial yang selaras dengan alam adalah kawasan Kota Baru Parahyangan (KBP) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Lingkungan berkelanjutan

Khusus kota mandiri KBP, kawasan ini tidak hanya asri, tetapi juga mengusung konsep berkelanjutan.

Sebagai pengembang, Lyman Group selaku developer KBP menuturkan bahwa pihaknya tak sekadar membangun residensial, tetapi juga berkomitmen memelihara kawasan secara berkelanjutan.

Konsep tersebut menjadi nilai tambah sekaligus pembeda antara Lyman Group dan developer lain dalam menyiapkan kawasan residensial.

Direktur PT Belaputera Intiland—anak perusahaan Lyman Group—Ryan Brasali mengatakan, tak sedikit pengembang yang membangun perumahan dengan konsep yang menarik di awal pengembangan.

“Tetapi, (mereka) tak menjaga infrastruktur dan bangunan fisik dalam jangka panjang,” ujar Ryan kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Berkat komitmen itu, suasana di KBP terasa asri karena lingkungan dikelola secara terpadu dan berkelanjutan. Ini juga jadi bukti keberhasilan town management KBP yang mampu mengelolanya dengan baik.

“Kami berkomitmen pada pengembangan kota mandiri yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, maupun sosial masyarakat,” imbuh Ryan.

Saat ini, lanjut Ryan, KBP memiliki ruang publik yang luas dan hijau untuk mendukung aktivitas masyarakat di luar rumah, seperti olahraga, rekreasi, dan bermain.

Pengembangan kawasan KBP

Sales & Promotion Manager PT Belaputera Intiland Joseph Ijong Dahlan mengatakan, dalam pengembangan visinya sejak 2000, KBP telah menjadi kota mandiri, madani, dan alami.

“Selain itu, KBP juga melengkapi (kawasan dengan) fasilitas perkantoran, baik bagi penduduk yang tinggal di KBP maupun sekitarnya,” kata Joseph.

Sementara, aspek madani tercermin dari masyarakat yang tinggal dan berinteraksi di KBP. Mereka telah menjadi agen perubahan (agent of change) bagi lingkungan sekitar.

Program social community development juga diimplementasikan di kawasan KBP untuk menciptakan komunitas residensial yang madani.

Selain itu, aspek alami diterapkan KBP melalui keseimbangan bisnis, sosial, dan lingkungan. Dalam hal ini, KBP tak sekadar mengimplementasikan aspek ini lewat penanaman pohon, biopori, dan rumah dengan konsep eco-design saja.

“Lebih dari itu, KBP juga melakukan pengolahan limbah sampah dan air, penggunaan energi terbarukan, dan melibatkan warga lewat gerakan Hayu Hejo,” terang Joseph.

Untuk diketahui, Hayu Hejo adalah gerakan lingkungan berkelanjutan yang diinisiasi KBP sebagai salah satu dari dua aspek pengembangan berkelanjutan lainnya, yaitu sosial dan ekonomi. Ketiga aspek ini dikelola KBP secara seimbang.

Beberapa aktivitas gerakan Hayu Hejo adalah pengelolaan air, sampah, penghematan energi, olahraga, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Untuk menunjang sebuah kota mandiri, lanjut Joseph, KBP juga membangun town center dan commercial area.

Saat ini, lanjut Joseph, terdapat sejumlah brand internasional yang bergabung di KBP, seperti IKEA, Parahyangan Golf, CELLINI, bank-bank ternama, dan brand fast food. Selain itu, dibangun pula sarana rekreasi water theme park yang direncanakan beroperasi pada 2022.

Adapun pengembangan fasilitas pendidikan, baik formal maupun informal bertaraf nasional, nasional plus, dan internasional mulai dari playgroup hingga universitas juga sudah termasuk di dalamnya.

Keunggulan lainnya, KBP berlokasi strategis di barat Kota Bandung sehingga mudah diakses, baik dari Bandung, Jakarta, Cirebon, Tasikmalaya, maupun Jawa Tengah. Pasalnya, kawasan ini berada di dekat gerbang Tol Padalarang dan Pasteur.

Dari arah Jakarta, Bogor, maupun Cianjur, KBP bisa diakses lewat Tol Cipularang dan Jalan Raya Padalarang.

Kemudian, calon pembeli yang datang dari arah Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Jawa Tengah, bisa mengaksesnya lewat Tol Cipali. Adapun dari Tasikmalaya, KBP bisa diakses lewat Tol Purbaleunyi dari arah gerbang Tol Cileunyi.

Lokasi tersebut menjadi nilai tambah bagi peminat yang ingin bertempat tinggal atau sekadar berinvestasi di KBP.

Tak hanya itu, proyek infrastruktur lain yang bakal menunjang aksesibilitas KBP ke depan adalah flyover di simpang Padalarang. Flyover Padalarang itu d

ibangun mulai dari Pintu Tol Padalarang hingga akses menuju KBP dengan panjang 350 meter.

Selain itu, tersedia pula sarana transportasi umum shuttle bus yang sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk rute KBP - Leuwi Panjang dan KBP - Alun-alun Bandung. Fasilitas ini disediakan dengan harga terjangkau.

Pada 2021, KBP mempersembahkan produk rumah tapak baru sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.

Konsep hunian seperti itu diwujudkan di klaster terbaru KBP, yakni Tatar Tarubhawana. Di klaster tersebut, KBP menyediakan dua tipe rumah dengan konsep rumah tumbuh modern.

Pertama, tipe rumah tapak dua lantai. Tipe ini memiliki luas bangunan 94 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi.

Kedua, tipe rumah sudut dua lantai yang memiliki luas bangunan 99 meter persegi dan luas tanah 165 meter persegi. Kedua rumah tersebut dibanderol pada kisaran harga Rp 1,7 miliar hingga Rp 2 miliar.

Untuk tampilan dan tata letak, KBP menyajikan desain kompak berlanggam arsitektur gaya Modern Tropical House. Fitur unggulan rumah di klaster ini adalah fitur eco-smart home, kombinasi antara rumah ramah lingkungan dan pintar.

Fitur ramah lingkungan diimplementasikan lewat solar panel untuk menghemat penggunaan energi listrik konvensional.

Sebagai informasi, KBP menerapkan pembangunan hunian yang selaras dengan alam. Hal tersebut diwujudkan dengan dipertahankannya kontur bukit dan Danau Saguling yang ada di area KPB dalam proses pembangunan hunian. Rancang bangun infrastruktur pendukung di KBP pun diselaraskan dengan kontur alami lembah.

Selain itu, pengembang juga memperhatikan ketersediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan alami, dan ruang terbuka hijau atau taman yang dekat dengan rumah.

Saat ini, KBP memiliki ruang publik yang luas dan hijau untuk mendukung aktivitas masyarakat di luar rumah, seperti olahraga, rekreasi, dan bermain.

Tak hanya itu, KBP juga menghadirkan taman tematik “The Science of Trees” di Tatar Tarhubhawana. Area ini bisa digunakan sebagai tempat terdekat untuk beraktivitas di luar rumah.

Untuk semakin mendukung hunian yang sehat dan berkualitas, setiap rumah di klaster ini memiliki area balkon di depan ruang tidur lantai atas. Area ini dapat dioptimalkan untuk menciptakan pengalaman yang menyatu dengan alam yang asri.

Sementara itu, konsep rumah pintar ditunjukkan lewat pengaplikasian sederet teknologi terkini. Beberapa di antaranya adalah smart door lock system, display keypad module yang terkoneksi dengan smartphone, dimmer lamp pada ruang keluarga dan ruang tidur utama, dan power system untuk TV maupun air conditioner (AC).

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tatar Tarubhawana dari Kota Baru Parahyangan, Anda bisa klik tautan ini atau menghubungi (022) 680 3888.

https://properti.kompas.com/read/2021/03/20/171100821/mau-punya-home-sweet-home-pertimbangkan-faktor-lingkungan-sebelum-membeli

Bagikan artikel ini melalui
Oke