BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kota Baru Parahyangan
Salin Artikel

Dambakan Kawasan Hunian yang Sehat? Properti di Kota Penyangga Patut Dilirik

BANDUNG, KOMPAS.com - Pamor properti di kota penyangga mengalami peningkatan dalam beberapa waktu belakangan. Baik developer maupun konsumen melirik kawasan tersebut sebagai area residensial yang menjanjikan.

Hal itu bisa dilihat dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021. Sepanjang kuartal IV 2020, indeks harga properti di kota penyangga Jakarta mengalami kenaikan dibandingkan di Jakarta.

Indeks harga properti di Jakarta mengalami penurunan 1,2 persen per kuartal, dengan penurunan terbesar di Jakarta Pusat 2,2 persen dan Jakarta Utara 1,6 persen.

Pada saat bersamaan, kawasan kota penyangga Jakarta di Jawa Barat dan Banten mengalami kenaikan indeks, yakni masing-masing 1,8 persen dan 1,1 persen.

“Penurunan harga properti di kawasan Jakarta Utara dan Pusat lantaran harganya memang sudah tinggi. Sementara, konsumen yang sedang aktif saat ini mengincar hunian di kisaran harga menengah dan menengah atas,” ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita seperti dikutip dari Kontan.co.id, Sabtu (16/2/2021).

Dari segi suplai, kawasan kota penyangga mengalami peningkatan. Jawa Barat mengalami kenaikan suplai sebesar 19,5 persen antarkuartal dan Banten 13 persen.

Marine menjelaskan, tren kenaikan suplai di kota penyangga Jakarta tersebut mengindikasikan bahwa pengembang mulai fokus untuk hunian kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.

Ia pun menyarankan agar konsumen maupun investor yang siap secara finansial untuk segera memiliki hunian di kota penyangga. Pasalnya, kondisi pasar pada kuartal I 2021 cenderung buyer’s market. Konsumen akan dimanjakan dengan beragam pilihan properti dengan harga bersaing.

Aksesibilitas dan lingkungan asri

Peningkatan pamor hunian di kota penyangga memang bukan tanpa alasan. Selain dari segi harga, kawasan kota penyangga memiliki kelebihan yang tidak kalah dengan kota utama.

Kawasan itu memiliki infrastruktur memadai, fasilitas penunjang lengkap, dan aksesibilitas mudah. Khusus aksesibilitas, konsumen pun menaruh faktor tersebut sebagai pendorong utama untuk membeli hunian di kota penyangga.

Dari survei Rumah.com Consumer Sentiment Study HI 2021, sebanyak 57 persen responden menyukai kota penyangga yang dekat dengan sarana transportasi umum, seperti terminal, stasiun, atau halte bus.

Marine menjelaskan, faktor aksesibilitas tersebut bakal didukung oleh pembangunan infrastruktur yang sedang digencarkan pemerintah. Pembangunan jalan raya, jalan tol, dan infrastruktur transportasi umum bakal menjadi daya tarik utama pencari hunian baru.

Dari aspek fasilitas penunjang, kota penyangga juga tidak kalah dengan kota utama. Kota penyangga banyak dikembangkan sebagai kawasan kota mandiri terpadu. Dengan demikian, pusat perkantoran, perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya bisa diakses dalam satu wilayah.

Nilai plus lainnya, kota penyangga dinilai masih punya lingkungan yang asri. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh kota utama seperti Jakarta.

Kota penyangga dikenal memiliki udara yang lebih sejuk, asri, dan kualitas air yang bersih. Hal itu karena kawasan penyangga memiliki ruang terbuka hijau serta mempertahankan vegetasi pepohonan secara alami.

Pilihan kota penyangga

Minat konsumen untuk hunian di kota penyangga masih didominasi di area sekitar Jakarta, yakni Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, dan Cikarang yang jadi alternatif pilihan calon konsumen maupun investor untuk membeli hunian.

Selain keenam kota tersebut, masih ada kota penyangga lain yang punya potensi serupa, yakni kawasan Kota Baru Parahyangan (KBP) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

KBP dikembangkan oleh Lyman Group. Pihak pengembang membangun kawasan dengan konsep kota mandiri berwawasan pendidikan. Berlokasi strategis di barat Kota Bandung, KBP menjadi kawasan yang mudah diakses, baik dari Bandung maupun Jakarta.

Dari wilayah Bandung, Sumedang, Cirebon, Tasikmalaya, dan Jawa Tengah, KBP bisa diakses langsung melalui Tol Purbaleunyi. Sementara, dari Jakarta bisa ditempuh melalui Tol Cipularang atau jalur Puncak.

Aksesibilitasnya pun cukup mudah, hanya sepuluh menit dari Pintu Tol Pasteur maupun akses langsung dari Pintu Tol Padalarang Timur. Selain itu, tersedia pula shuttle bus KBP-Bandung yang mudah dan nyaman dengan harga terjangkau.

Manager Marketing PT Belaputera Intiland (anak perusahaan Lyman Group) Raymond Hadipranoto mengatakan, KBP mengembangakn visi untuk menjadi kota mandiri, madani, dan alami.

Nuansa kota mandiri sudah terasa begitu memasuki kawasan KBP. Hal ini bisa dilihat dari infrastruktur memadai berupa jalanan atau main road berstandar nasional dan jembatan yang didesain modern sebagai penghubung antarkawasan.

Sebagai kawasan sentra, Lyman Group juga membangun town center yang menghadirkan kawasan pendidikan tinggi dari universitas-universitas terkemuka, jalur hijau dan taman kota, serta kawasan komersial terpadu di tepi Danau Saguling di KBP.

Sementara, aspek madani diimplementasikan lewat pengembangan fasilitas pendidikan dan social community development yang dapat dimanfaatkan oleh penghuni KBP dan warga di sekitar KBP.

“(Implementasi pilar ini) ditandai dengan hadirnya sekolah-sekolah bertaraf nasional, nasional plus, dan internasional, mulai dari play group hingga perguruan tinggi,” kata Raymond kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, ada pula bangunan berkonsep tata surya, replika planet Bumi dari batu padalarang serta 12 tiang lambang bulan mengitari bumi. Tak hanya sebagai ikon, bangunan ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi informal.

Ada juga jam matahari Puspa Iptek yang merupakan hasil kerja sama KBP dengan arsitek dan ahli astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Jam matahari raksasa ini juga menjadi salah satu ikon KBP.

Aspek alami diterapkan KBP melalui pembangunan hunian yang selaras dengan alam. Kontur bukit dan danau dipertahankan dalam proses pembangunan. Rancang bangun infrastruktur pendukung di KBP pun diselaraskan dengan kontur alami lembah.

Pada dasarnya, lanjut Raymond, penerapan aspek alami dengan mempertahankan kontur alami lembah adalah implementasi pilar sejarah--salah satu dari tiga pilar pengembangan KBP selain budaya dan pendidikan--yang mengadopsi konsep arsitektur kota “Bandung Garden City”.

Tak heran, suasana di KBP terasa asri berkat tata kelola lingkungan terpadu dan berkelanjutan. Ini juga jadi bukti keberhasilan town management KBP yang mengelolanya dengan baik.

“Kami berkomitmen pada pengembangan kota mandiri yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, maupun sosial masyarakat,” imbuh Raymond.

Saat ini, KBP memiliki ruang publik yang luas dan hijau untuk mendukung aktivitas masyarakat di luar rumah, seperti olahraga, rekreasi, dan bermain.

Tak hanya itu, ruang publik juga menjadi sarana terjalinnya komunikasi antara penghuni KBP dengan seluruh pihak sehingga dapat saling membantu dan maju bersama.

Konsep eco-smart

Tak hanya memperhatikan keselarasan dengan alam, KBP juga merespons kebutuhan konsumen dengan menghadirkan konsep hunian untuk membantu masyarakat beradaptasi terhadap situasi pandemi.

Hal itu dilakukan dengan mengembangkan nilai-nilai yang telah diadopsi KBP sejak awal pengembangan kota mandiri.

Pada 2021, KBP mempersembahkan produk rumah tapak sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.

Dalam mewujudkan rumah tersebut, pengembang memperhatikan ketersediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan alami, dan ruang terbuka hijau atau taman yang dekat dengan rumah.

Produk rumah juga sudah didukung infrastruktur fiber optic untuk kebutuhan berinternet.
Ketersediaan tiga hal tersebut ideal untuk menunjang aktivitas penghuni di rumah selama pandemi, baik bekerja (work from home) maupun belajar (home base learning).

Konsep hunian seperti itu diwujudkan di klaster terbaru KBP, yakni Tatar Tarubhawana. Ada dua tipe di klaster tersebut. Keduanya mengusung konsep rumah tumbuh modern.

Pertama, tipe rumah tapak dua lantai. Tipe ini memiliki luas bangunan 94 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi.

Kedua, tipe rumah sudut dua lantai yang memiliki luas bangunan 99 meter persegi dan luas tanah 165 meter persegi. Kedua rumah tersebut dibanderol pada kisaran harga Rp 1,7 miliar hingga Rp 2 miliar.

Untuk tampilan dan tata letak, KBP menyajikan kedua tipe rumah tersebut dengan desain kompak berlanggam arsitektur gaya Modern Tropical House. Fitur unggulan rumah di klaster ini adalah fitur eco-smart home, kombinasi antara rumah ramah lingkungan dan pintar.

Fitur ramah lingkungan diimplementasikan lewat solar panel untuk menghemat penggunaan energi listrik konvensional.

Sementara, konsep rumah pintar ditunjukkan lewat pengaplikasian sederet teknologi. Beberapa di antaranya adalah smart door lock system, display keypad module yang terkoneksi dengan smartphone, dimmer lamp ruang keluarga dan ruang tidur utama, dan power system TV maupun air conditioner (AC).

Untuk mendukung hunian yang sehat dan berkualitas, terdapat balkon di area depan ruang tidur lantai atas. Fitur ini dapat dioptimalkan untuk menciptakan ruang dalam dan ruang luar yang asri.

Developer juga menghadirkan taman tematik “The Science of Trees” di halaman rumah. Area ini bisa digunakan sebagai sebagai tempat untuk beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, klaster Tatar Tarubhawana dibangun di lokasi yang strategis dekat dengan town center KBP, IKEA Store, water theme park sebagai sarana rekreasi keluarga, dan Parahyangan Golf.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tatar Tarubhawana dari Kota Baru Parahyangan, Anda bisa klik tautan ini atau menghubungi (022) 680 3888.

https://properti.kompas.com/read/2021/02/26/100100321/dambakan-kawasan-hunian-yang-sehat-properti-di-kota-penyangga-patut-dilirik

Terkini Lainnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke