KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan bekerja banyak orang. Sebelum pandemi, karyawan bebas melakukan mobilisasi di dalam kantor tanpa harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Berbeda dengan sekarang. Kini, hampir seluruh perusahaan menerapkan protokol kesehatan ketat untuk karyawannya demi kebaikan bersama.
Sebagian kantor bahkan mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah atau work from home (WFH) hingga jangka waktu yang belum bisa ditentukan.
Meskipun demikian, ada sebagian perusahaan yang masih menerapkan kebijakan bekerja dari kantor atau work from office (WFO) dengan beberapa penyesuaian.
Mulai dari pembatasan jumlah karyawan di kantor, pengecekan suhu tubuh ketika memasuki area kantor, pemasangan marka di lift dan eskalator, hingga imbauan jaga jarak antarkaryawan di ruang kerja.
Selain penerapan protokol kesehatan, pandemi juga mengubah desain perkantoran masa depan. Desain lingkungan kerja terbuka atau identik dengan konsep coworking space akan lebih banyak digunakan. Misalnya, beberapa area dibuat menyerupai ruang terbuka hijau agar pertukaran udara lebih lancar.
Diberitakan Kompas.com, Senin (1/6/2020), beberapa perusahaan juga telah mendesain ruangan kerja baru mereka dengan penerapan jarak sosial antarkaryawan sejauh 6 kaki atau sekitar 1,8 meter.
Bahkan, beberapa perusahaan memperluas area koridor ruang kantor agar karyawan merasa lebih aman ketika melakukan mobilisasi. Selain itu, meja kantor antarkaryawan pun diberi jarak beberapa meter lebih lebar dari desain normal untuk menjaga kenyamanan saat bekerja.
Pemanfaatan teknologi
Selain desain, perkantoran masa depan akan lebih mengedepankan pemanfaatan teknologi canggih di dalamnya, seperti teknologi automasi, virtual reality (VR), dan teknologi yang mendukung kolaborasi minim sentuhan lainnya.
Teknologi nirsentuh, misalnya, akan diterapkan di beberapa area kantor, seperti pintu, lift, maupun toilet. Pekerja tidak perlu menyentuh pintu kantor, tombol lift, dan keran toilet saat ingin menggunakan.
Teknologi pelacakan untuk membaca pergerakan pekerja saat di dalam kantor juga diprediksi jadi tren di perkantoran masa depan. Dengan teknologi ini, pekerja akan diingatkan bila melanggar protokol kesehatan di area kantor.
Selanjutnya, teknologi automasi. Selain mengurangi kontak fisik, teknologi ini juga menjadi salah satu elemen terpenting untuk mendukung transformasi digital di setiap industri. Salah satu teknologi automasi yang dikenal adalah robotic process automation (RPA).
Saat ini, teknologi tersebut mulai banyak digunakan berbagai perusahaan karena bisa membantu kerja karyawan dengan mengurangi pekerjaan yang repetitif. Penggunaan teknologi automasi juga dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan, dan menghemat biaya. Di masa depan, pengaplikasian teknologi ini akan lebih masif.
Kemudian, teknologi VR atau realitas virtual. VR merupakan sebuah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan melalui komputer. Biasanya, teknologi ini digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan desain dan arsitektur.
Beberapa fungsi teknologi VR adalah untuk membuat maket desain awal (mock up), kolaborasi proyek antar-stakeholder, dan finalisasi desain bangunan. Dengan keunggulan yang ditawarkan, teknologi VR membantu dan bahkan mempercepat kerja desainer serta arsitektur.
Selain penggunaan teknologi VR, pada dasarnya desainer atau arsitektur membutuhkan teknologi lainnya yang berhubungan dengan kolaborasi digital, misalnya solusi pencetakan.
Sebagai perusahaan yang berhubungan dengan rancangan sebuah desain atau bangunan, firma arsitektur membutuhkan plotter dengan teknologi mumpuni untuk mencetak blueprint dan file rancang bangun berformat besar.
Plotter yang dibutuhkan pun tidak hanya memiliki teknologi canggih. Perangkat tersebut juga harus punya kelebihan dari segi efisiensi biaya operasional. Pasalnya, efisiensi pengeluaran merupakan salah satu fokus perusahaan di era digital.
Perlu diketahui, biaya pengeluaran kantor dalam hal perangkat plotter tak hanya berkaitan dengan pengeluaran biaya pembelian saja. Lebih dari itu, perusahaan juga wajib memperhitungkan biaya perawatan, konsumsi tinta, penggantian tangki tinta, dan biaya servis bila ada kerusakan.
Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan penggunaan plotter berkualitas yang hemat biaya, seperti HP DesignJet T250.
Menurut penelitian yang dilakukan HP, produk plotter HP DesignJet T250 dapat menghemat penggunaan tinta hingga 4 persen selama 60 bulan dibandingkan kompetitor yang memiliki spesifikasi serupa.
HP DesignJet T250 juga lebih hemat 80 persen dalam mengurangi pemborosan tinta yang terbuang pada nozzle —bagian yang mengeluarkan tinta. Selain itu, printhead dari HP DesignJet T250 memiliki desain simpel sehingga tim teknisi di setiap perusahaan mudah melakukan pembersihan.
Dengan proses pembersihan yang mudah, perusahaan bisa mengurangi masa downtime plotter sebanyak 300 persen dibandingkan plotter jenis lain.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai plotter berkualitas dan bagaimana cara mengurangi biaya pencetakan untuk perusahaan, unduh e-book ini secara gratis. Jika ingin mengetahui lebih detail tentang produk-produk yang dihadirkan oleh HP, hubungi email hplargeformatprinter_id@hp.com atau telepon ke +6221-2922-3051.
https://properti.kompas.com/read/2021/02/18/125200821/desain-terbuka-dan-pemanfaatan-teknologi-jadi-tren-lingkungan-kerja-di-masa