Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penataan Kawasan Senen Belum Tuntas, Pengamat: Karena DKI Tak Punya RDTR

Dalam akun Instagram resminya, @aniesbaswedan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Halte Senen sudah direvitalisasi menjadi lebih lebar.

Selain itu juga dilengkapi dua Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) baru yang dilengkapi lift, memperbaiki alur kendaraan dengan mengutamakan pejalan kaki, pesepeda dan transportasi publik.

Anies juga akan melanjutkan penataan jalur pedestrian dari koridor Jalan Kramat Raya sampai Jalan Kramat Bunder arah Stasiun Senen, dilengkapi bus stop dan signage baru.

Membangun jalur pedestrian bagi pejalan kaki merupakan salah satu janji Anies. Oleh karena itu, perbaikan trotoar di Pasar Senen akan dijadikan prioritas program pembangunan Kota Jakarta.

Tak hanya itu, revitalisasi jalur pedestrian juga akan dilakukan di koridor-koridor Simpang Lima Senen hingga ke Bungur dengan konsep complete street yang dilengkapi jalur sepeda, amenities dan buffer.

Namun, rencana tersebut baru akan direalisasikan tahun 2022 karena Pemprov DKI ingin memfokuskan pembangunan trotoar di wilayah Jakarta Selatan.

Sementara di sisi lain, saat ini sedang berlangsung pembangunan Pasar Senen Jaya Blok I dan II, yang akan terkoneksi dengan Halte TransJakarta.

Ketika tuntas nanti, akan makin memperindah dan mengembalikan kejayaan kawasan Pasar Senen sebagai pusat bisnis dan wisata belanja.

Menanggapi hal itu, Pengamat Tata Ruang Perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Joga mengatakan, persoalan mendasar yang masih belum dibenahi terkait sarana dan prasarana tata kota di Jakarta adalah belum adanya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

RDTR ini menggambarkan rencana pembangunan Kota Jakarta ke depan.

Menurut Nirwono, kelemahan Pemda DKI Jakarta dalam menata kawasan selalu tidak menyeluruh atau komprehensif, termasuk pembenahan simpang lima Senen.

"Pemda DKI tidak memiliki rencana induk penataan kawasan Pasar Senen seperti yang diminta dalam RTRW DKI 2030,” ujar Nirwono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (04/02/2021).

Padahal, lanjut Nirwono, kawasan Pasar Senen bersama Pasar Tanah Abang dan Blok M yang dirancang menjadi pusat kawasan terpadu berskala internasional, sangat memerlukan rencana induk.

Dengan rencana induk, maka penataannya tidak hanya soal trotoar dan JPO, tetapi revitalisasi Pasar Senen harus naik kelas sebagai pasar kelas dunia yang mengikuti tren yang ada.

"Mulai dari digitalisasi di semua lini, hingga dilengkapi hunian vertikal baik di dalam kawasan Pasar Senen maupun lingkungan sekitarnya, itu diselesaikan dulu,” ungkap Nirwono.

Jalur pedestrian

Rencana induk ini pula yang akan memengaruhi pembangunan jalur pedestrian. Dan seharusnya Bina Marga membangunnya secara bertahap mengikuti arus sirkulasi pejalan kaki dan tempat tempat tujuan dalam kota.

Selama ini, trotoar masih dibangun secara parsial sesuai usulan wilayah. Dengan adaya rencana induk maka revitalisasi trotoar dapat dilakukan secara terpadu.

Menurut Nirwono, DKI Jakarta sampai dengan sekarang belum memiliki Rencana Induk Pedestrian Terpadu (RIPT).

Dengan RIPT, perbaikan trotoar seharusnya terpadu dengan rehabilitasi saluran air dan penataan jaringan utilitas di bawahnya.

"Ini yang belum dilakukan, jadi hanya terlihat indah di atas, beautifikasi saja, sementara di bawah masih semrawut,” jelas Nirwono.

Selain jalur pedestrian, Nirwono menilai perkembangan revitalisasi Terminal Senen juga belum signifikan.

Padahal, terminal dalam kota ini penting mengingat lokasinya strategis, dan masih dalam satu kawasan dengan simpang lima Senen yang kini wajahnya berubah lebih ciamik.

https://properti.kompas.com/read/2021/02/05/201926121/penataan-kawasan-senen-belum-tuntas-pengamat-karena-dki-tak-punya-rdtr

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke