Data dari Google's Mobility Trend menunjukkan, tren rata-rata mobilitas tempat tinggal di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 12 persen pada periode 1 Desember 2020 hingga 12 Januari 2021.
Khusus Jakarta dan Bali, tren mobilitas tempat tinggal juga meningkat masing-masing 15 persen dan 14 persen pada periode tersebut.
Founder & CEO Hotel Investment Strategies LLC Ross Woods mengungkapkan hal itu dalam laporan yang diterima Kompas.com, Rabu (20/1/2021).
"Saat ini, tren mobilitas di Bali, Jakarta, serta Indonesia semuanya positif masing-masing sebesar 14 persen, 15 persen, dan 12 persen," jelas Ross.
Ross melanjutkan, pengembangan dan distribusi vaksin juga turut berkontribusi besar pada pemulihan industri perjalanan domestik maupun internasional pada tahun ini.
Meski begitu, lima dari enam kategori sektor properti pada data tersebut masih menunjukkan angka minus.
Kelima sektor tersebut adalah ritel dan rekreasi yang mencakup restoran, kafe, pusat perbelanjaan atau mal, taman hiburan, museum, perpustakaan dan bioskop.
Kemudian, kategori grosir dan apotek meliputi pasar grosir, gudang makanan, pasar pertanian, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek.
Lalu tiga kategori lainnya yakni, taman, stasiun transit, serta ruang kerja.
Pada kategori ritel dan rekreasi secara Nasional rata-rata-minus 22 persen. Sementara di Bali dan Jakarta turun masing-masing 39 persen dan 36 persen.
Untuk kategori grosir dan apotek Indonesia menunjukkan minus 6 persen. Lalu di Bali dan Jakarta masing-masing negatif 27 persen dan 17 persen.
Lalu kategori taman di Indonesia, tren mobilitasnya rata-rata merosot 18 persen. Kemudian, Jakarta dan Bali masing-masing negatif 54 persen dan 47 persen.
Selanjutnya pada kategori ruang kerja di Indonesia rata-rata turun 28 persen, Bali turun 41 persen, dan Jakarta turun 36 persen.
Sementara tren mobilitas stasiun transit di Indonesia secara persentase turun 36 persen, Bali dan Jakarta masing-masing minus 66 persen dan 44 persen.
https://properti.kompas.com/read/2021/01/20/190000821/tren-mobilitas-naik-industri-perhotelan-bakal-pulih-tahun-ini-