PLTA dengan kapasitas 15 megawatt (MV) ini sudah dapat mendistribusikan listrik melalui jaringan milik PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.
General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk Deden Rochmawaty mengatakan, proyek tersebut sejalan dengan keterlibatan Pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement atau Persetujuan Paris mengenai Perubahan Iklim melalui Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2016 pada tanggal 24 Oktober 2016.
“Berkat dukungan dan kerjasama seluruh pihak, mulai hari ini PLTA Lau Gunung sudah resmi beroperasi secara komersial dan akan melayani sekitar 10.000 masyarakat di Kabupaten Dairi dan Karo melalui jaringan listrik PLN," kata Deden dikutip dari keterangan resminya, Kamis (17/12/2020).
Deden berharap, PLTA Lau Gunung dapat mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat dari sisi pendidikan, perekonomian, industri dan kegiatan lainnya melalui pendistribusian listrik ke berbagai tempat di wilayah itu.
Pengoperasian PLTA ini diklaim sebagai bentuk kontribusi nyata perusahaan dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan ramah lingkungan, khususnya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di atmosfer.
PLTA Lau Gunung dioperasikan dengan menggunakan teknologi mutakhir yang terdiri dari 2
turbin.
Sistem operasi PLTA Lau Gunung ini memanfaatkan aliran Sungai Lau Gunung lalu diolah untuk masuk ke tunnel (terowongan) sepanjang 1,6 kilometer dengan debit air sekitar 13 meter kubik per detik.
Terowongan tersebut berfungsi sebagai saluran pengantar ke kolam penampungan (headpond) dan pipa pesat (penstocks).
Selanjutnya, air diteruskan ke rumah mesin untuk memutar turbin pembangkit listrik.
PLTA Lau Gunung menggunakan aliran sungai dan menjadi jenis pembangkit terbarukan
bebas polusi yang dipastikan aman bagi masyarakat dan lingkungan.
Adapun total investasi dari proyek tersebut senilai Rp 500 miliar atau sebagian dibiayai melalui kredit investasi oleh PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
PLTA ini memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) sepanjang 519,34 kilometer persegi dengan panjang sungai utama 47,5 kilometer.
Sebelum dioperasikan atau memasuki tahap Commercial Operation Date (COD), PLTA Lau
Gunung telah menyelesaikan tahapan commissioning yang disaksikan langsung oleh PLN
Wilayah Sumatera Utara.
Pada 12 Desember 2020, pembangkit listrik ramah lingkungan ini juga telah mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas mulai hari ini.
Konstruksi pembangunan PLTA Lau Gunung berlangsung selama 2,6 tahun lalu melalui kerja sama PT Energi Infranusantara (EI) dan anak usaha PT PP (Persero) Tbk yaitu PT PP Energi (PPE).
https://properti.kompas.com/read/2020/12/17/163721121/plta-rp-500-miliar-di-lau-gunung-resmi-beroperasi