Seleksi calon pengurus LPJK tersebut digelar oleh Komisi V DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Dalam paparannya, Arie menyampaikan, jasa konstruksi Indonesia saat ini kekurangan ahli dan badan usaha spesialis dalam menangani bidang tertentu.
Selama ini konstruksi dilakukan oleh ahli dan badan usaha umum yang tidak memiliki spesialisasi tertentu.
"Kita banyak memiliki tenaga ahli, kita banyak memiliki badan usaha, namun mohon maaf, kebanyakan adalah general contractor atau general expert dan ini tidak baik, karena akan bersaing di posisi tertentu," tutur Arie.
Arie menjamin, jika dirinya terpilih menjadi pengurus LPJK maka hal pertama yang akan dilakukan adalah mendorong terciptanya tenaga ahli dan badan usaha spesialis.
"Kita perlu menghasilkan ahli dan badan usaha jasa konstruksi yang sepesialis yang unggul di bidang tertentu," ujarnya.
Nantinya, LPJK dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan seperti universitas, tempat magang untuk dapat memberikan program khusus terkait keahlian spesialis kepada tenaga ahli yang ada saat ini.
Dengan semakin banyaknya tenaga ahli dan badan usaha spesialis, tentu saja akan berdampak positif pada banyak hal, misalnya efisiensi dan kemudahan dalam menjalankan konstruksi di lapangan.
"Jadi ini harus diberikan program khusus dengan lembaga pendidikan, kemudian tempat magang, dan kita akan link-kan dengan pemilik modal atau investor dan peralatan," katanya.
Selain itu, kemunculan tenaga ahli spesialis dianggap dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja.
Namun, hingga kini, belum ada ahli spesialis yang dapat membuat desain konstruksi sekaligus mengukur risiko potensi titik-titik rawan terjadinya kecelakaan kerja.
Beberapa tenaga ahli spesialis yang saat ini dibutuhkan adalah tenaga ahli spesialis safety, tenaga ahli spesialis environment, dan tenaga ahli spesialis forensik.
https://properti.kompas.com/read/2020/12/01/150055721/indonesia-kekurangan-spesialis-konstruksi-mantan-dirjen-bina-marga-turun