BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Fabelio
Salin Artikel

Dekorasi Ideal untuk Milenial, Intip Mana yang Cocok Sesuai Kepribadian

JAKARTA, KOMPAS.com – Kaum milenial punya cara sendiri dalam mengonsep rumah impiannya. Biasanya, konsep tersebut disesuaikan dengan kepribadian atau karakter mereka.

Seperti diketahui, kaum milenial dikenal sebagai orang yang serbapraktis dan fleksibel. Mereka juga cenderung menjalani pola hidup masa kini yang dituntut efektif dan multitasking.

Untuk itu, mereka membutuhkan ruang hunian yang lega agar mudah untuk bergerak. Tidak heran konsep hunian minimalis menjadi salah satu pilihan mereka.

“Anak muda zaman sekarang lebih senang pada konsep interior hunian yang simpel dan fungsional, tapi tidak melupakan estetika dari desainnya,” kata Principle Designer Fabelio Projects Miftahuddin Nurdayat kepada Kompas.com, Selasa (17/11/2020).

Pada dasarnya, Miftah menjelaskan, generasi milenial sudah mengenal berbagai konsep desain interior dan cara mengatur ruang. Hal ini juga membuat sebagian dari mereka percaya diri untuk mengatur konsep desain huniannya secara mandiri.

Apalagi, kata dia, informasi tentang desain interior semakin mudah diakses dari berbagai sumber untuk memperkaya wawasan yang berkaitan dengan tren hunian.

“Masyarakat (kalangan milenial) tidak lagi awam mengenai desain interior. Mereka sudah memiliki bayangan konsep hunian yang diinginkan,” jelasnya.

Memaksimalkan ukuran hunian terbatas

Meski sudah punya bayangan mengonsep desain interior, tantangan bagi milenial ada pada ukuran hunian. Adapun ukuran hunian kaum milenial biasanya tidak terlalu besar. Miftah bilang, milenial bisa menyiasatinya dengan memperhatikan beberapa hal. Misalnya, pemilihan furnitur, warna, dan penentuan letak ruangan. Selain itu, cat dinding dan lantai berwarna terang dapat menjadi siasat. Keduanya mampu memberi kesan luas pada sebuah ruangan.

“Pemilihan furnitur (harus) menggunakan yang bentuknya simpel dan tidak terlalu banyak ornamen. Pilihlah furnitur yang fungsional,” paparnya.

Terkait hal itu, Miftah menegaskan, penggunaan furnitur berukuran besar (loose furniture) perlu dihindari.

Sementara furnitur kustom, kata dia, bisa dipakai di beberapa bagian hunian saja seperti panel televisi (TV), headboard tempat tidur, dan lemari baju.

Selain ukuran ruang, kata Miftah, ada lagi yang harus dihadapi oleh milenial, yaitu kerumitan dari desain interior itu sendiri.

Tantangan itu kerap dirasakan saat mengomunikasikan desain tersebut dengan ahli bangunan, khususnya dalam menjelaskan kerumitan detail-detail desain yang diinginkan.

“Mengintegrasikan berbagai aspek di dalam sebuah desain interior, seperti estetika ruangan, fungsionalitas, dampak sosial, dampak pada kebiasaan pengguna, dan bujet,” terangnya.

Inspirasi desain untuk milenial

Meskipun banyak hal yang harus dijadikan pertimbangan, Miftah memotivasi milenial untuk mewujudkan desain interior yang sudah diimpikan.

Ia mengatakan, milenial tak perlu ragu harus memulai dari mana. Asal perencanaannya matang, mendesain interior sebuah hunian sebenarnya tidak sulit.

Pertama-tama, kata Miftah, tentukan konsep desain yang telah disesuaikan dengan karakter dan kepribadian.

Anda juga bisa mencari inspirasi hunian dari beragam sumber. Saat ini, misalnya, gaya Skandinavia sedang menjadi tren di kalangan milenial.

Miftah mengamini hal itu. Katanya, gaya interior ini memang cocok dengan karakter milenial karena mengutamakan dua sifat, yakni kesederhanaan dan fungsionalitas.

Inspirasi untuk mengonsep hunian dengan gaya itu juga mudah ditemukan di internet.

Untuk menunjang dua sifat tersebut, perabotan yang digunakan menekankan aspek efisiensi dan fungsi, tanpa menghilangkan unsur keindahan perabotan itu sendiri.

Sementara, warna yang digunakan adalah warna terang dan alami, seperti putih, abu-abu, dan warna cerah lembut.

“Desain interior Skandinavia biasanya menggunakan palette warna terang dan menggunakan furnitur dengan geometri sederhana sekaligus fungsional,” urainya.

Selain Skandinavia, interior ruangan bergaya industrial cukup banyak digandrungi kaum milenial.

Ciri khas interior industrial adalah kesan bangunan yang seolah belum selesai dikerjakan layaknya bangunan pabrik di era industri pada zaman dahulu.

Ciri tersebut tampak dari penggunaan dinding bata ekspos yang diterapkan dalam interior ruangan. Sementara, furnitur yang digunakan menonjolkan bahan besi atau baja. Misalnya kursi, meja TV, dan rak-rak.

Jika ingin nuansa industri terasa semakin kental, pakai efek kayu berwarna coklat tua sebagai elemen pada langit-langit rumah dan lantai parket atau kayu.

Sementara itu, bagi kalangan milenial berjiwa petualang, interior bergaya bohemian bisa jadi pilihan.

Meski terkesan berantakan, konsep bohemian terlihat menarik sekaligus estetik dengan penambahan karpet-karpet etnik. Ornamen ini mampu menyuguhkan suasana ramai pada ruangan.

Meski begitu, Miftah berpendapat agar milenial berhati-hati jika ingin memakai konsep bohemian. Konsep desain interior ini bisa membuat ruang malah terkesan “berantakan” kalau pengaplikasiannya tidak tepat.

Ia juga memberi ide beberapa sentuhan yang dapat menyemarakkan ruang bergaya bohemian. Di antaranya, dekorasi etnik seperti makrame rumbai, dreamcatcher, lukisan berukuran kecil, dan tanaman dalam pot.

Selanjutnya, bagi milenial yang tinggal di perkotaan tetapi ingin punya hunian yang terasa homey, interior ruang urban modern bisa jadi jawaban.

Seperti namanya, konsep urban modern mengutamakan sisi modern tapi tetap lembut dan nyaman. Adapun penggunaan perabotan lebih mengutamakan pada nilai fungsionalitas dan kesederhanaan.

Meski minimalis, interior urban modern tetap memperhatikan kesan glamor sebagai ciri khas gaya hidup perkotaan.

Jika memilih gaya desain itu, cobalah untuk tidak memilih perabotan yang terkesan sangat maskulin. Sebaliknya, pilih yang bergaya muda dan lembut.

Karenanya, warna-warna netral lebih dibutuhkan sebagai penunjang. Warna-warna ini bisa diaplikasikan pada dinding maupun perabotan dekorasi.

Dengan mengetahui inspirasi dari tren desain, Anda akan lebih mudah jika ingin melakukannya secara mandiri.

Namun, jika tak yakin dan masih ragu untuk menentukan konsep desain yang diinginkan, meminta bantuan profesional seperti Fabelio Project bisa jadi pilihan.

Fabelio Projects adalah jasa layanan untuk kebutuhan desain interior. Anda akan dilayani dengan desainer berpengalaman untuk mewujudkan konsep desain yang diinginkan.

“Berkonsultasi dengan desainer dapat mempermudah untuk mendefinisikan desain interior hunian yang diimpikan,” jelas Miftah.

Anda dapat berkonsultasi langsung di Fabelio Project Experience Studio di Panglima Polim dengan desainer berpengalaman sekaligus mendapatkan hasil desain ideal versi Anda hanya dalam #SatuJamAja.

Anda juga dapat melihat dan memilih berbagai macam material yang akan digunakan. Dengan begitu, Anda akan tahu kekurangan dan kelebihan dari setiap material.

Tak hanya memenuhi kebutuhan akan desain, Anda pun tidak perlu repot memikirkan mengenai proses pembangunan.

Sebagai informasi, Fabelio Projects sudah menyediakan layanan menyeluruh, mulai dari pembuatan desain awal, tukang, hingga pembangunan ruangan (design and build) yang Anda inginkan.

“Setiap pelanggan Fabelio Project akan merasa lebih nyaman karena akan didampingi terus sampai proses desain dan pembangunannya selesai dengan jaminan garansi,” tuturnya.

Saat ini, jika Anda sudah menjatuhkan pilihan pada Fabelio Projects, Anda bisa mendapatkan promo menarik berupa potongan sebesar Rp 2.000.000 untuk pembayaran menggunakan kartu kredit CIMB, Mandiri, BNI, atau UOB. Selain itu, Anda juga berkesempatan mendapatkan produk elektronik Modena secara gratis.

Jika semuanya sudah lengkap, mewujudkan hunian impian tak lagi sulit bukan?

https://properti.kompas.com/read/2020/11/30/173500621/dekorasi-ideal-untuk-milenial-intip-mana-yang-cocok-sesuai-kepribadian

Bagikan artikel ini melalui
Oke