"Karena transparansi itulah kita bisa mengurangi penyelewengan yang terjadi," kata Basuki saat pembukaan Pameran Konstruksi Indonesia 2020 di Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Aplikasi Simpan memiliki basis data yang memungkinkan seluruh panitia pengadaan barang dan jasa dapat melakukan input data terkait informasi penyedia barang dan jasa secara mudah dan efisien.
"Jadi bisa dipakai oleh seluruh panitia pengadaan barang dan jasa sehingga harapan saya aplikasi Simpan ini bisa sama seperti Laporan Harta Penyelenggaraan Kekayaan Negara (HKPN) nantinya," jelas Basuki.
Aplikasi ini juga memungkinkan Kelompok Kerja (Pokja) dari Aceh sampai Papua bekerja obyektif dan profesional.
Setelah data di-input maka masyarakat langsung dapat melihat informasi pengalaman penyedia dan jasa secara utuh, lengkap, dan transparan.
"Jadi lebih cepat, dan transparan semuanya bisa dilihat. Semoga menjadi upaya menuju kepada kebaikan," cetus Basuki.
Sebelumnya, Basuki membuka acara pameran Indonesia Infrastructure Week 2020 yang diikuti 1.500 peserta dari 40 eksibitor dalam dan luar negeri.
Para peserta pameran yang berlansgung sejak 24 November hingga 2 Desember 2020 ini merupakan perusahaan yang berasal dari BUMN Karya, perusahaan paterial, dan peralatan konstruksi lokal dan internasional.
Adapun perusahaan internasional yang hadir tercatat dari Jerman, Kanada, dan Belanda. Mereka menawarkan sistem perpipaan, integrated industrial estate, dan digital asset management.
Selain pameran, terdapat rangkaian seminar yang akan membahas berbagai inovasi dalam setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi serta digitalisasi jasa konstruksi.
https://properti.kompas.com/read/2020/11/24/190000521/basuki-sebut-aplikasi-simpan-serupa-lhkpn-cegah-penyelewangan