Hal ini ditunjukkan oleh meroketnya saham China Niu Technologies, perusahaan skuter listrik, sebesar 300 persen pada 2020 ini.
Menurut Kepala Eksekutif perusahaan China Niu Technologies Yan Li, tren peningkatan penggunaan skuter listrik terjadi tak hanya di China, juga di berbagai negara di Eropa, dan Amerika Utara.
Li menuturkan, di China meski telah mampu mengendalikan pandemi Covid-19, namun banyak warganya beralih menggunakan skuter listrik.
Bepergian dengan e-skuter dipandang lebih aman dan mudah, dibandingkan dengan mengendarai mobil dan menumpang transportasi umum.
"Setelah pandemi ini, orang benar-benar menghargai perangkat perjalanan individu daripada menggunakan transportasi umum, sebagian karena takut, jarak sosial," kata Li yang dikutip Kompas.com dari CNBC, Kamis (19/11/2020).
“Apa yang kami amati adalah orang-orang selalu mencari cara yang lebih aman dan nyaman untuk bepergian di kota. Dan itu sebenarnya tidak ada bedanya antara China dan Eropa dan Amerika Serikat," jelasnya.
Faktor-faktor serupa juga telah menyebabkan pergeseran ke arah mobil tanpa pengemudi.
Pendiri dan CEO perusahaan kendaraan tanpa pengemudi AutoX yang berbasis di Hong Kong, Jianxiong Xiao menjelaskan, mobil yang sepenuhnya otonom membuat penumpang tidak perlu berbagi ruang dengan pengemudi.
“Jadi itulah mengapa setelah pandemi global, penduduk China sebenarnya memberi lebih banyak perhatian pada jenis bisnis robotaxi,” kata Xiao.
Selain mengangkut orang berkeliling, kendaraan otonom semacam itu dapat membantu mengirimkan barang-barang penting selama pandemi sambil meminimalkan kontak antar orang.
https://properti.kompas.com/read/2020/11/19/170000421/pandemi-mengubah-cara-orang-china-bepergian