Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk Johannes Suriadjaja menuturkan, Subang Smartpolitan menempati area seluas 2.700 hektar di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Lokasi kota mandiri ini dinilai cukup strategis karena diapit dan dikelilingi sejumlah infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) baik yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan.
Sebut saja Jalan Tol Trans-Jawa ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Akses Patimban, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban, dan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati.
Bahkan, salah satu infrastruktur konektivitas tersebut yakni Jalan Tol Akses Patimban diprakarsai oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana, akan terintegrasi dengan kota mandiri ini.
Jalan tol dengan estimasi investasi Rp 6,36 triliun ini menghubungkan ruas Tol Cipali KM 89+125 dengan ruas Pantai Utara sepanjang 37,5 kilometer.
Subang Smartpolitan sendiri merupakan satu dari 13 kota baru di wilayah pengembangan Metropolitan Rebana Cirebon, Patimban dan Majalengka.
Terdapat tujuh daerah yang masuk dalam aglomerasi ini yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
Tigabelas kota baru Rebana tersebut diproyeksikan sebagai konsentrasi ekonomi dan industri baru yang dapat menciptakan 4,3 juta lapangan pekerjaan.
Dalam membangun Subang Smartpolitan, sambung Johannes, perusahaan menerapkan konsep cerdas dan berkelanjutan serta ramah lingkungan.
Pengembangan ini terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yakni lot industri seluas 1.060 hektar, komersial 206 hektar, residensial 257 hektar, dan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang publik 200 hektar.
Kemudian utilitas dan infrastruktur seluas 212 hektar, fasilitas publik 15 hektar dan pengembangan masa depan 767 hektar.
"Hingga saat ini, kami telah mengakuisisi lahan seluas 1.200 hektar dengan anggaran Rp 1,5 triliun," ujar Johannes.
Sejumlah Rp 700 miliar lagi dialokasikan pada tahun 2021 untuk pengolahan lahan (up grading) menjadi siap bangun.
Dalam waktu 18 bulan hingga 24 bulan ke depan, Subang Smartpolitan siap untuk dikembangkan secara fisik untuk konstruksi struktur yang mendukung kegiatan industri.
Realisasi Investasi
Dimulainya pembangunan Subang Smartpolitan ini menggenapi jumlah realisasi investasi asing dan dalam negeri di Jawa Barat pada Kuartal III-2020 senilai Rp 28,4 triliun atau 13,16 persen dari total realisasi investasi.
"Angka ini tertinggi di Indonesia," kata Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan.
Sementara untuk realisasi investasi asing dan dalam negeri sepanjang sembilan bulan tahun 2020 di Jawa Barat mencapai Rp 86,3 triliun atau 14,1 persen dari total realisasi investasi secara Nasional.
Menurut Ichwan, kehadiran Subang Smartpolitan menjawab persoalan realisasi investasi yang selama ini menjadi momok yakni status lahan.
"Nah, dengan adanya kawasan industri yang telah dialokasikan (plotting) peruntukannya, dan dilengkapi dengan fasilitas pengolahan limbah serta fitur teknologi pendukungnya, maka persoalan status lahan itu tidak lagi masalah," tutur Ichwan.
Selain itu, jika kelak lot kawasan industrinya telah diisi dan dioperasikan perusahaan-perusahaan dengan ribuan karyawan dan tenaga ahli, maka kebutuhan akan fasilitas sekolah, kesehatan, hunian pun akan meningkat.
Tentu saja, hal ini berdampak signifikan terhadap pergerakan dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Subang Smartpolitan akan dibangun dalam enam tahap. Per tahap membutuhkan sekitar 400 lahan dan konstruksi Tahap I direncanakan tuntas pada 2023 mendatang.
Jadwal ini bersamaan dengan tuntasnya pembangunan Jalan Tol Akses Patimban yang sekarang sedang dalam tahap persiapan lelang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
https://properti.kompas.com/read/2020/11/18/131926721/subang-smartpolitan-resmi-dibangun-terintegrasi-tol-akses-patimban