Pembangunan Sabo Dam dilakukan untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran lahar yang membawa material vulkanik.
Dengan demikian, hal ini dapat meminimalisasi risiko bencana banjir lahar di hilir sungai serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar Gunung Merapi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan hal itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/10/2020).
“Kalau bendungan menahan air, Sabo Dam dapat menahan pasir dan batu. Tetapi, airnya tetap bisa mengalir,” ucap Basuki
Pada tahun 2015, Kementerian PUPR melakukan perbaikan saluran pengelak Sabo Dam dengan anggaran tahun jamak 2015-2017 senilai Rp 311 miliar.
Sementara pada tahun 2018-2020, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi Sabo Dam di Kali Putih, Kali Gendol, Kali Pabelan, dan Kali Lamat.
Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan 1 Sabo Dam baru di Kali Putih, rehabilitasi 3 Sabo Dam di Kali Gendol, rehabilitasi 2 sabo dan bangun 2 sabo baru di Kali Pabelan, membangun 1 Sabo Dam baru dan rehabilitasi 1 Sabo Dam di Kali Lamat.
Adapun, anggaran pembangunan dan rehabilitasi tersebut senilai Rp 101 miliar melalui program loan (pinjaman) JICA tahun jamak dengan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero).
Sementara itu, Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro mengatakan, pada pendanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN Tahun 2020 juga tengah dilaksanaan rehabilitasi dan pembangunan Sabo Dam baru di Kali Bebeng, Kali Pabelan, Kali Lamat, dan Kali Senowo.
Untuk di Kali Bebeng dibangun 1 Sabo Dam baru dengan anggaran Rp 13,46 miliar yang telah dimulai pada Juni-Desember 2020 oleh kontraktor PT Mandiri Agung Abadi.
Selanjutnya, dibangun 1 Sabo Dam baru di Kali Lamat dan rehabilitasi 1 Sabo Dam di Kali Senowo dengan total anggaran Rp 13,99 miliar oleh kontraktor PT Bumi Selatan Perkasa.
Sementara di Pabelan, dibangun kembali 1 Sabo Dam baru dengan anggaran pinjaman tahun tunggal JICA senilai Rp18,54 miliar yang telah dimulai pada September hingga Desember 2020 oleh kontraktor PT Arena Reka Buana.
Konstruksi Sabo Dam berupa pembangunan secara bertingkat dengan ukuran berbeda, dimana paling besar dibangun di atas untuk menahan batu-batu besar dan yang paling kecil untuk menahan pasir.
Secara teknis, Sabo Dam dibangun dengan ketinggian yang berbeda di tengah bendung.
Hal ini bertujuan untuk mengalirkan air yang membuat sedimen atau endapan lahar dingin akan tertampung oleh bendung, tetapi air tetap mengalir.
Apabila bendung tidak mampu menahan semua aliran debris, maka akan dilewatkan melalui bagian atas (overtopping).
Selanjutnya, aliran debris akan ditampung oleh bendung lain yang ada di bawahnya.
Dengan demikian, aliran lahar Gunung Merapi dapat dicegah untuk tidak sampai ke hilir sungai yang dapat merusak permukiman warga dan memutus konektivas jalan dan jembatan.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/29/185635821/tangkal-banjir-lahar-gunung-merapi-7-sabo-dam-dibangun