Kolam Retensi Boulevard Sungga Wanggu ini merupakan bagian dari sistem pengendali banjir Kota Kendari.
Seperti kita ketahui, setiap tahun Kota Kendari dilanda banjir saat musim hujan. Bahkan, jika curah hujan terjadi dengan intensitas tinggi, kota ini mengalami banjir besar siklus 25 tahunan.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menuturkan, Kota Kendari mirip dengan Jakarta, dibelah oleh Sungai Wanggu sebagai sungai utama yang membentang dari hulu sampai ke laut.
Tak hanya Kendari, sebagian besar kota-kota di Indonesia hampir memiliki masalah yang sama yakni banjir.
"Karena itu, kami kemudian membangun sistem pengendali banjir dengan mengadopsi sistem yang sudah diterapkan di Sungai Citarum," ujar Endra, Kamis (22/10/2020).
Dia melanjutkan, pembangunan sistem pengendali banjir ini dilakukan secara menyeluruh. Di hulu, melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari, akan dibangun enam check dam yang pekerjaannya dimulai pada 2021 mendatang.
Check dam ini berfungsi sebagai pereduksi kecepatan banjir, dan penghalau sedimentasi agar laut tidak cepat dangkal.
"Sementara di hilir, akan dibangun Kolam Retensi Baruga," imbuh Endra.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari Khaeruddin C Maddi menambahkan, saat ini, progres rencana Kolam Retensi Baruga baru pada tahap detail engineering design (DED). Waduk ini dirancang dengan luas genangan 75 hektar dengan volume tampungan 2,5 juta meter kubik.
Kolam Retensi Baruga diharapkan dapat mereduksi banjir hingga 82,80 meter kubik per detik dengan efektivitas reduksi mencapai 46 persen.
Selain sebagai pengendali banjir, waduk ini juga bermanfaat untuk penyediaan air baku dengan kapasitas 20 liter per detik dan sarana wisata dan olahraga air.
Setelah proses DED, BWS Sulawesi IV Kendari akan membuat rencana kegiatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Land Acquisition Resettlement Action Plan atau Rencana Tindakan Pengadaan Tanah dan Permukiman.
"Ada pun rencana konstruksi Kolam Retensi Baruga dikerjakan mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai pada 2023," ujar Khaeruddin.
Sementara pembangunan Kolam Retensi Boulevard Wanggu yang berada di tengah-tengah antara hulu dan hilir, telah dimulai pada Maret 2020 dengan target penyelesaian 28 Desember 2020.
Namun, karena saat ini sudah mencapai progres fisik 87,53 persen, penyelesaian waduk pun dipercepat menjadi November 2020.
Ada pun nilai kontrak Kolam Retensi Boulevard Wanggu mencapai Rp 22,729 miliar dari total pagu Rp 29 miliar.
Menurut Endra, dengan nilai kontrak sebesar itu, hasil pekerjaan terhitung efektif karena sudah terbangun kawasan kolam retensi seluas 5,9 hektar dengan kapasitas volume tampungan 295.000 meter kubik.
Kehadiran waduk ini dapat mereduksi banjir sebesar 2,46 persen untuk kala ulang 25 tahunan 51,5 meter kubik per detik.
"Jika sistem pengendali banjir ini tuntas seluruhnya, praktis banjir dapat dikendalikan hingga 75 persen. Karena kontribusi Sungai Wanggu ini paling besar di antara 13 sungai lainnya yang melintasi Kendari," terang Khaeruddin.
Dia melanjutkan, persoalan banjir sebenarnya tidak bisa diredukasi hingga 100 persen. namun demikian, pihaknya berupaya mengurangi dari segi luasan wilayah tergenang, dan durasi banjir.
"Secepat mungkinlah kita kurangi genangannya dan areanya sekecil mungkin. Katakanlah dari sebelumnya lima jam bisa direduksi menjadi lima menit. Semoga akhir November bisa tuntas," ucap Khaeruddin.
Kolam Retensi Boulevard Wanggu yang menempati area Taman Kota Kendari ini juga akan dipercantik lanskapnya dengan menambah peruntukkan ruang terbuka hijau, taman, dan jogging track.
Ke depan, kolam retensi akan dilengkapi teknologi otomatis (digital) sehingga operasionalisasinya bisa dilakukan dengan hanya mengecek dari dashboard.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/23/072740321/kolam-retensi-wanggu-sistem-pengendali-banjir-kendari-tuntas-november