Hal ini ditandai dengan perjanjian nota kesepahaman yang dilakukan kedua perusahaan pada Agustus 2020 lalu.
Manajer Regional SMEC Surbana Jurong Indonesia Allan Tandiono mengatakan, pihaknya merasa terhormat mendapat kepercayaan Kementerian Perhubungan dan dapat bekerja sama lagi dengan OCG.
Sebelumnya, SMEC pernah bekerja sama dengan OCG dalam pengiriman sistem LRT Palembang, Sumatera Selatan.
“Kami senang dapat kembali bekerja sama dengan OCG dalam proyek infrastruktur besar lainnya," kata Allan dalam siaran pers, Rabu (7/10/2020).
Setelah pekerjaan tersebut selesai dilakukan, LRT Jabodebek akan menjadi LRT pertama dengan sistem tanpa pengemudi di Indonesia.
Sementara itu, Project Manager OCG Ryuji Manai mengungkapkan, proyek LRT Jabodebek memiliki tantangan teknis signifikan yang membutuhkan keahlian dan inovasi mendalam.
Misalnya, konstruksi Jembatan Lengkung LRT Jabodebek yang merupakan bagian dari proyek tersebut dirancang berdiameter 148 meter dengan radius 115 meter.
Oleh karena itu, OCG mengadopsi teknik isolasi seismik, termasuk lead rubber bearing (LRB) dengan perangkat penjepit dan sistem peringatan gempa dini.
"Ini adalah teknologi yang belum pernah ada sebelumnya untuk proyek perkeretaapian di Indonesia dan jarang terlihat di seluruh dunia," terang Ryuji.
Kolaborasi SMEC dan OCG telah dilakukan pada tahun 2011 dan berkembang selama 8 tahun terakhir.
Pelaksanan berbagai proyek infrastruktur global sebagaian besar didanai oleh Pemerintah Jepang.
Selain dari LRT Jabodebek, kedua perusahaan tersebut juga telah bekerja sama dalam pembangunan Jembatan Kereta Jamuna di Bangladesh, Jembatan Kelani Baru di Sri Lanka, dan Kereta Komuter Utara Selatan (NSCR) Proyek DED Tahap 2 di Filipina.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/07/151327421/duet-smec-ocg-supervisi-proyek-lrt-jabodebek