Agenda pemuatan barang telah dilakukan pada Selasa, (29/9/2020) dan direncanakan berakhir Senin (5/10/2020).
Pengapalan barang bertempat di Pelabuhan Banabungi, Sulawesi Tenggara, dengan metode transhipment yang menggunakan kapal tongkang menuju kapal MV Daisy Ocean berkapasitas lebih dari 6.000 ton.
Direktur Utama PT WIKA Bitumen Bambang Dwi Wijayanto mengatakan, setiap perizinan ekspor telah melalui aturan dan kebijakan dari beberapa instansi terkait yakni, Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan (KUPP), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Bea Cukai, serta imigrasi setempat.
“Pengiriman ekspor BRA ke China dengan kontrak senilai Rp 22 miliar merupakan bagian dari strategi operasi WIKA Aspal dalam melebarkan pasar ke luar negeri khususnya Asia," kata Bambang dalam siaran pers, Jumat (2/10/2020).
Menurut Bambang, dengan pengiriman ekspor tersebut, portfolio bisnis WIKA Aspal semakin dikenal oleh mitra strategis di luar negeri.
Bambang pun optimistis, BRA dapat mencukupi kebutuhan domestik maupun luar negeri. Sebab, kualitas produk aspal tersebut merupakan unggulan yang berbeda dengan produk dari negara lain.
“Dengan semangat kinerja yang tinggi untuk membangun negeri dan didukung potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni, kami yakin produk aspal buton nasional akan menjadi ‘primadona’ di negeri sendiri,” pungkas Bambang.
Perlu diketahui, BRA merupakan aspal buton murni yang dihasilkan dari tambang di wilayah Kabungka, Sulawesi Tenggara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh WIKA Aspal sejak tahun 2019.
Proses pengapalan dilakukan dengan jangka waktu sepuluh hari dan siap diberangkatkan ke Qindao Port, China.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/02/105234021/wika-ekspor-aspal-buton-50000-ton-ke-china