Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bendungan Pasir Kopo Belum Diminati Investor

Total capital expenditure (capex) atau belanja modal proyek tersebut senilai Rp 2,33 triliun.

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Arvi Argyantoro mengatakan hal itu dalam market sounding proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bendungan Pasir Kopo secara virtual, Selasa (22/9/2020).

“Setelah kami melakukan kajian-kajian, total capex dari proyek ini sebesar Rp 2,33 triliun,” tegas Arvi.

Capex tersebut dikeluarkan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang sudah termasuk Interest During Construction (IDC), dan biaya lainnya.

Sementara itu, total biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya berulang mencapai Rp 332,49 miliar.

Namun meski estimasi biaya sudah dihitung, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR Eko Djoeli Heripoerwanto mengaku, belum ada BUP atau investor yang tertarik.

"Belum ada. Masih tahap market sounding," kata Eko singkat saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com.

Perlu diketahui, Bendungan Pasir Kopo akan menyumbang volume tampungan sebanyak 165,6 juta meter kubik untuk mencapai target kapasitas tampung Indonesia pada periode 2020-2024 sebesar 68,11 meter kubik per kapita per tahun.

Sebagaimana diketahui, kapasitas tampung bendungan di seluruh Indonesia saat ini baru mencapai 54,66 meter kubik per kapita per tahun yang dinilai sangat rendah.

Arvi melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kapasitas tampung yang rendah.

Oleh karena itu, Pemerintah membangun Bendungan Pasir Kopo demi mencapai target kapasitas tampung Indonesia pada periode 5 tahun ke depan.

Akses menuju Bendungan Pasir Kopo ini berjarak 62 kilometer dari Kota Serang dan 21 kilometer dari Rangkasbitung (Ibu Kota Kabupaten Lebak).

Manfaat dari pembangunan proyek ini yaitu, memasok kebutuhan air baku kota Serang sebanyak 0,5 meter kubik per detik ke Kota Serang, 2,5 meter kubik per detik ke Kabupaten Tangerang, dan 5,1 meter kubik per detik ke Daerah Irigasi Ciujung.

Kemudian, bendungan ini diklaim dapat mereduksi banjir 100 tahunan dengan penurunan debit puncak sebesar 81,64 persen, konservasi SDA, pariwisata, serta potensi hidropower PTLM sebesar 4,18 mega watt.

Bendungan Pasir Kopo sendiri masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 karena memiliki infrastruktur dengan nilai ekonomi tinggi.

Selain itu, bendungan ini juga termasuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR sebagai major project dalam periode yang sama dan 18 pembangunan bendungan lainnya.

Sementara itu, Bendungan Pasir Kopo telah ditetapkan sebagai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten sebagai salah satu pengembangan sistem SDA dan diarahkan sebagai kawasan strategis Provinsi Banten.

https://properti.kompas.com/read/2020/09/22/200000921/bendungan-pasir-kopo-belum-diminati-investor-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke