Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warisan Bangunan Ikonik Hemat Energi dari Jakob Oetama

Selain di bidang jurnalistik, secara tak langsung Jakob Oetama juga menorehkan jejak di beberapa gedung ikonik.

Bahkan, New Media Tower mendapatkan sejumlah penghargaan penting dan sertifikasi hemat energi.

Berikut bangunan-bangunan yang diwariskan Jakob Oetama:

Bentara Budaya Jakarta

Bentara Budaya Jakarta (BBJ) resmi dibuka oleh Jakob Oetama pada 26 Juni 1986. Di dalamnya terdapat rumah tradisional Kudus yang dipindahkan dari tempat aslinya di Kauman, tak jauh dari Menara Kudus.

Rumah adat ini dipugar, dipindahkan, dan dijadikan satu dengan kompleks BBJ. Uniknya, rumah yang kini menjadi pusat dari BBJ tersebut merupakan satu dari beberapa hunian tradisional asli Kudus yang tersisa.

Penulis dan penggagas buku Gebyok Ikon Rumah Jawa, Triatmo Doriyanto mengatakan, keberadaan rumah adat Kudus di tempat aslinya saat ini sulit ditemukan. Jumlahnya pun juga tinggal beberapa unit di kudus.

Selebihnya, rumah-rumah adat itu sudah diperjualbelikan baik secara utah maupun secara parsial.

Selain itu, kompleks ini juga menyimpan koleksi 625 keramik dari berbagai dinasti, mulai dari Dinasti Yuan, Dinasti Tang, Dinasti Sung, dan Dinasti Ching.

Ada pula koleksi keramik lokal dari Singkawang, Cirebon, Bali, dan Plered.

Allianz Tower

Selanjutnya ada Allianz Tower. Bangunan ini merupakan gedung perkantoran pertama yang dibangun oleh Medialand, sayap bisnis properti Kompas Gramedia.

Bangunan tersebut didesain dengan konsep ramah lingkungan oleh arsitek Budiman Hendropurnomo. Konsep ramah lingkungan ini dituangkan dalam pendekatan desain secara pasif.

Artinya, gedung tersebut dirancang agar mampu mengurangi jumlah energi panas matahasri yang masuk.

Meski demikian, arsitek juga merancang agar bangunan didesain degan pendekatan aktif yang mampu menghemat konsumsi listrik.

Selain itu, Allianz Tower juga dirancang dengan dua rangkap kaca untuk mengurangi panas.

Pada bagian tengah kaca terdapat udara yang mampu menahan panas dan suara bising. Tak hanya itu, konsep ramah lingkungan juga diwujudkan dengan menerapkan sistem daur ulang air hujan.

Air hujan yang telah tertampung dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan membersihkan kamar mandi.

Sebanyak 80 persen dari air hujan yang tertampung dapat didaur ulang sedangkan sisanya dibuang.

Selain itu, bangunan gedung yang dikembangkan hanya mencakup 30 persen dari luas lahan. Sementara sisanya, merupakan ruang terbuka yang menjadikan lingkungan gedung teduh dan hijau.

Berdiri di atas lahan seluas 32.600 meter persegi, bangunan yang merupakan bagian dari kampus Universitas Multimedia Nusantara ini didesain dengan mengusung konsep hemat energi.

Konsep ini diterapkan dengan cara mengontrol panas dan sinar matahari serta meminimalisasi penggunaan pendingin ruangan.

Pengontrolan tersebut diaplikasikan dengan penggunaan double skin facade yang terdiri dari tembok laposan dalam. Kemudian pada lapisan luar, terdapat plat alumunium berlubang.

Penggunaan double skin facade dapat mengontrol intensitas cahaya dan panas yang masuk ke dalam. Lubang-lubang pada fasad juga berfungsi untuk sirku;asi udara sehingga koridor gedung.

Dengan demikian maka konsumsi energi dapat berkurang hingga 47 persen yang membuat ruangan cukup dingin dan terang.

Selain itu, gedung ini juga memaksimalkan konservasi air dengan mendaur ulang air limbah untuk digunakan kembali serta menangkap air hujan sehingga tidak terbuang percuma.

Pengaplikasian konsep hemat energi membuahkan beberapa penghargaan, antara lain Penghargaan Efisiensi Eneergi Nasional (PEEN) 2013, Energy Efficient Building kategori Tropical Building pada ajang ASEAN Energy Award 2014, Outstanding Achievement pada untuk kategori Sustainable Development pada ajang REI Awards 2016.

PK Ojong-Jakob Oetama Tower

Seperti pendahulunya, yakni New Media Tower, PK Ojong-Jakob Oetama Tower juga menerapkan penerapan desain pasif serta menggunakan double skin facade.

Gedung yang terdiri dari 19 lantai dengan tinggi 80 meter ini dibangun di atas lahan seluas 42.500 meter persegi.

Sirkulasi udara juga menjadi perhatian kala merancang bangunan kampus tersebut. Ini terlihat dari keberadaan roof garden yang berada di beberapa lokasi gedung.

Tak hanya itu, terdapat beberapa cerobong yang memanfaatkan perbedaan tekanan udara, sehingga membuat basement tidak memerlukan exhaust fan.

Dirancang oleh arsitek Budiman Hendropurnomo dari Architect Duta Cermat Mandiri.

Dia mengaku, bangunan utama memang dirancang layaknya sebuah pena. Bentuk ini merupakan abstraksi dari alat untuk menuliskan pikiran manusia yang berkembang.

Bentuk pena tersebut dilindungi ooleh fasad berlapis yang terbuat dari bahan metalik alumunium.

Fasad ini dirancang dengan perforasi digital acak sebagai gambaran dari media elektronik masa kini dan masa depan.

Budiman menyampaikan, fungsi utama dari fasad berlapis, selain menunjukkan keindahan arsitektur, juga memberikan bentuk layaknya lembaran koran berlapis.

Fungsinya adalah mengurangi paparan sinar matahari langsung serta meminimalisasi panas yang menyengat masuk ke dalam gedung hingga 40 persen.

https://properti.kompas.com/read/2020/09/09/180000621/warisan-bangunan-ikonik-hemat-energi-dari-jakob-oetama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke