Menurut "Hotel Construction Pipeline Trend Report" keluaran Lodging Econometrics (LE) yang dikutip Kompas.com, Minggu (23/8/2020), Indonesia memiliki pipa pengembangan 345 hotel yang mencakup 56.373 kamar.
Jumlah pengembangan ini di atas India dengan 263 proyek yang berisi 35.839 kamar, dan Jepang dengan 243 hotel yang meliputi 46.852 kamar.
"Ketiga negara ini menyumbang 45 persen dari proyek di Asia Pasifik dalam total pipa pengembangan," tulis LE.
Australia di peringkat berikutnya dengan 179 proyek dan 33.672 kamar, serta Vietnam dengan 157 proyek dan 62.085 kamar.
Sementara kota-kota di Asia Pasifik dengan jaringan pipa konstruksi terbesar dipimpin oleh Jakarta, Indonesia dengan 78 proyek yang meliputi 13.508 kamar.
Lagi, jumlah ini mengungguli kota lain seperti Seoul, Korea Selatan dengan 67 proyek dan 13.233 kamar serta Tokyo, Jepang dengan 59 proyek dan 14.216 kamar.
Kuala Lumpur, Malaysia, menyusul di posisi selanjutnya dengan 50 proyek dan 13.325 kamar dan Bangkok, Thailand dengan 50 proyek dan 12.711 kamar.
Marriott International memimpin
Adapun perusahaan waralaba teratas di kawasan Asia Pasifik, sekali lagi di luar China, dengan jumlah kamar kelolaan terbanyak dipegang oleh Marriott International dengan 294 proyek dan 63.558 kamar.
Tempat kedua diisi oleh AccorHotels dengan 214 proyek dan 45.407 kamar.
Kemudian berturut-turut InterContinental Hotels Group (IHG) dengan 160 proyek dan 33.721 kamar; serta Hilton Worldwide yang mengelola 22.797 kamar dari 99 hotel.
Sementara merek paling top dalam jalur pipa pengembangan di kawasan yang sama adalah IHG Holiday Inn dengan 58 proyek yang berisi 12.100 kamar.
Merek Ibis AccorHotels memiliki 46 proyek dengan 9.080 kamar, dan Novotel memiliki 41 proyek dan 9.973 kamar.
Disusul Marriott International Courtyard mengelola 8.295 kamar dari 40 hotel dan Fairfield Inn yang mengoperasikan 51 proyek dengan 7.495 kamar.
Terakhir Holiday Inn Express dengan 30 proyek dan 6.063 kamar.
Menurut LE, Asia Pasifik adalah salah satu kawasan pertama di dunia yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19.
Hal ini memungkinkan pembangunan hotel dimulai kembali secara bertahap pada akhir April, menyebabkan hanya sedikit penundaan pada jadwal proyek.
"Sebagian besar pengembang optimistis bahwa proyek akan terus berjalan sesuai rencana," imbuh LE.
Raksasa China
Ada pun negara raksasa China, menurut LE, memiliki total pipa pengembangan hotel sebanyak 3.574 proyek dengan 647.704 kamar.
Angka ini naik 19 persen (proyek), dan 9 persen (jumlah kamar) secara tahunan. Catatan ini adalah peningkatan pipa pengembangan.
Dari total pipa pengembangan, yang sedang dalam tahap konstruksi sebanyak 2.282 proyek dengan 408.403 kamar.
Proyek-proyek yang dijadwalkan memulai konstruksinya dalam 12 bulan ke depan meroket 105 persen berdasarkan proyek dan 57 persen berdasarkan kamar secara tahunan menjadi 842 proyek dengan 132.469 kamar.
Sementara secara keseluruhan, pada penutupan Kuartal II-2020, jalur pipa pengembangan hotel Asia Pasifik, menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
LE mencatat, di luar China, total pipa pengembangan Asia Pasifik, menjadi 1.906 proyek dengan 404.520 kamar, masing-masing naik 6 persen dan 3 persen secara tahunan.
https://properti.kompas.com/read/2020/08/23/214156121/setelah-china-indonesia-bangun-hotel-terbanyak-di-asia-pasifik