Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Hanya Jakarta, Perkantoran Asia Pasifik Anjlok 56 Persen

Menyusul laporan Colliers International yang menunjukkan tingkat serapan pada kuartal II-2020 anjlok 56 persen di 19 pasar perkantoran Asia Pasifik.

Tekanan berat tak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Singapura, Seoul, Tokyo, Bangalore, Hong Kong, dan China, yang ditandai dengan penyerapan negatif.

Secara aktual, permintaan juga berada di bawah tekanan meskipun Colliers memproyeksikan Asia Pasifik akan mengalami peningkatan secara bertahap hingga akhir tahun.

Khusus China, sebagai episenter pertama kali Covid-19 menyebar, permintaan juga merosot drastis 41 persen menjadi 4,03 juta meter persegi.

Direktur Eksekutif Riset Colliers International Asia Pasifik Andrew Haskins mengatakan, secara keseluruhan, pasar perkantoran Asia Pasifik berada di bawah tekanan dengan rendahnya permintaan dan tingginya pasokan baru.

"Kondisi ini memberikan kesempatan kepada pengelola dan pemilik perkantoran memberikan penawaran bagus kepada penyewa. Seperti halnya di pusat Kota Hong Kong, Shanghai, dan Shenzhen," kata Haskins dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Colliers memperkirakan pasokan besar akan terjadi pada tahun 2020 dan 2021, dengan agregat baru pada kuartal II setara dengan sekitar tiga kali tingkat serapan.

Kota-kota di India seperti Delhi dan Bangalore merupakan pendorong utama pasokan baru, selain CBD Melbourne, Tokyo, dan Seoul yang juga terhitung kuat.

Colliers mengharapkan pasokan ruang kantor Asia Pasifik secara agregat menjadi 2,8 kali penyerapan pada tahun 2020.

Turunnya tingkat serapan ini berdampak pada tarif sewa yang juga ikut merosot sepanjang semester I-2020.

Penurunan tarif sewa efektif hingga lima persen ini akan terus berlanjut pada semester II -2020.

Tingkat kekosongan

Tak ayal, tingkat kekosongan atau vacancy rate juga bakal terus meluas dengan angka bersih bertambah hingga 11,4 persen. 

Tingkat kekosongan ini akan mencapai puncaknya pada akhir 2022 dengan pertumbuhan mencapai 14,5 persen.

Angka ini akan sedikit berkurang menjadi 13,3 persen pada 2024. Bagi pemilik gedung, ini berarti periode berkelanjutan hampir tiga tahun, di mana banyak pasar Asia Pasifik akan terus berburu penyewa.

Hal ini sekaligus memberikan kesempatan bagi pemilik gedung untuk mengunci transaksi dengan strategi jangka panjang.

https://properti.kompas.com/read/2020/08/19/145417321/tak-hanya-jakarta-perkantoran-asia-pasifik-anjlok-56-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke